Fly with your imajination

Showing posts with label Not A Witch. Show all posts
Showing posts with label Not A Witch. Show all posts

Friday, February 5, 2021

Not A Witch : Prolog


BAB 000 : PROLOG

Gadis itu berlari. Sepatunya yang berwarna hitam menyusup di sela-sela rerumputan basah. Aroma tanah dan rumput masuk ke indra penciuman, tetapi tak membuatnya tenang sama sekali. Sesekali ia berbalik, memastikan sang pengejar. Tidak ada. Meski begitu, tak juga membuatnya tenang. Sampai kakinya tersendat di sepatu miliknya dan ia terjatuh.
 
Cepat-cepat ia bangkit, melihat sekeliling sekali lagi. Hanya ada pohon yang menjulang tinggi seperti ingin menelannya hidup-hidup. Langit mulai meredup. Udara dingin sudah mulai menusuk kulit, gadis itu kembali berlari.
 
Rambut hitamnya yang panjang berkibar, sebagian menempel di wajah. Sesekali ia mengusap matanya ketika rambut itu menempel dan menghalangi penglihatan. Keringatnya sudah menetes dan membasahi seragam sekolah. Nafasnya pun berat karena terus berlari tanpa istirahat.
 
Ia berhenti berlari ketika rasa lelah menghantam tubuhnya. Menyanggah tubuh di salah satu pohon kemudian mengatur nafasnya secara perlahan. Ia kembali mengangkat kepala dan memastikan sekelilingnya. Pengejar itu masih tidak terlihat.
 
Lalu suara tapak sepatu beradu rumput samar-samar terdengar, membuat gadis itu menegang. Jantungnya kembali berpacu. Ia menjulurkan kepalanya untuk melihat ke belakang, tetapi sang pengejar tak terlihat. Akan tetapi, ketika ia kembali berbalik ke depan, jantungnya nyaris berhenti berdetak. Rupanya sang pengejar sudah ada di hadapannya. Menyeringai. Berjalan pelan ke arahnya.
 
“To … tolong lepaskan aku …” pinta gadis itu ketakutan.
 
Orang berjubah yang ada di hadapan gadis itu tak menyahut. Kaki-kakinya yang jenjang terus melangkah ke depan. Jubah yang ia pakai menutupi hampir sebagian wajahnya, tetapiseringai yang muncul di bibir orang itu tetap terlihat dan menakutkan.
 
Gadis itu melangkah mundur. Pelan mengikuti langkah si pengejar lalu secepat mungkin melangkahkan kakinya menjauh. Ia berlari. Namun ketika ia berbalik untuk melihat sang pengejar, orang itu tak bergeming dan hanya memperhatikan dirinya menjauh. Tanpa membuang waktu, gadis itu semakin mempercepat langkahnya. Melewati semak yang menggores kulit, batu-batu kecil yang membuatnya terantuk dan hampir jatuh, lalu ia melihat cahaya dari ujung jalan. Dan tinggal beberapa meter lagi ia akan sampai.


sumber gambar : pinterest

 “Pleasepleaseplease ….”
 
“Padahal aku sudah berbaik hati membiarkanmu berlari duluan tadi.”
 
Gadis itu terlonjat, jantungnya seperti mau meledak saat orang berjubah itu tiba-tiba muncul di kegelapan di hadapannya. Berjalan dengan langkah pelan yang pasti.
 
Gadis itu melirik ke segala arah berusaha mencari jalan agar ia sampai ke ujung jalan. Namun, ketika ia melangkah, kakinya tersandung akar yang mencuat di permukaan tanah. Lututnya terbentur batu dan membuatnya kesulitan bangkit.
 
“Tolong biarkan aku pergi.” Sekali lagi gadis itu memohon. Ia menangis ketakutan. Seluruh tubuhnya gemetar. Namun, orang berjubah itu tak menghiraukan, ia hanya mengamati gadis itu dengan kejam dan menikmati tiap detik siksaan ketakutan yang ia berikan.
 
“Sebenarnya kau siapa? Kenapa aku?” Gadis itu menatap orang itu dengan sorot benci juga marah. “Apa salahku?!” teriaknya penuh kebencian. Menggema di sela kesunyian di tempat itu. Orang berjubah itu berhenti melangkah. Kepalanya terlihat miring.
 
“Salahmu?”
 
Suara orang berjubah itu tak jelas karena alat pengubah suara yang ia pakai.
 
“Apa kau sungguh-sunggu tidak tahu apa salahmu?”
 
Gadis itu menggeleng, dengan air mata yang terus mengalir. Ia sangat ketakutan, tetapi bangkit untuk berlari dari sana, kakinya sudah tak sanggup.
 
“Sungguh?”
 
Kembali gadis itu menggeleng. Ia beringsut mundur, berusaha menyeret tubuhnya menjauh sementara orang itu sudah berada tepat di depannya. Berjongkok dan menatap gadis itu dengan sorot mata yang dingin. Ia kemudian mengeluarkan selembar foto lalu menyodorkan pada gadis itu.
 
“Apa sekarang kau masih tidak mengetahui apa salahmu?”
 
Gadis itu semakin terisak ketika melihat gambar dalam foto itu.
 
“Ku, kumohon biarkan aku pergi.” katanya mengiba pada orang berjubah itu. Lalu memohon. “Apapun yang kau inginkan akan kuberi, tolong lepaskan aku.”
 
“Apapun?”
 
Gadis itu mengangguk. “I, iya. Apapun.”
 
Kemudian orang berjubah itu menyeringai lalu mendekatkan bibirnya di telinga gadis itu. “Kalau begitu, aku ingin kau menebus dosamu di neraka.”
 
Lalu mata gadis itu terbelalak saat rasa sakit menghujam pahanya. Darah menetes.
 
“Aaaa ...” Gadis itu berteriak dengan suara penuh derita. Air matanya semakin deras keluar, menetes di atas darah yang ada permukaan tanah.
 
“Apa kau ingat bagaimana dulu ia mengiba pada kalian untuk berhenti?”
 
Gadis itu menggeleng. “Bukan. Bukan aku. Aku tidak melakukan apapun.”
 
Orang berjubah itu sekali lagi menancapkan pisaunya di tubuh gadis itu.
 
“Aaaa ….”
 
“Kau pikir, membiarkan dan menertawakan dia saat teman-temanmu menyiksanya berarti kau tidak melakukan apapun? Kau bahkan menyebarkan foto memalukannya dan kau bilang tidak melakukan apapun?”

Sekali lagi orang berjubah itu menusukkan pisaunya dan kembali membuat gadis itu berteriak.
Tetapi, hanya sampai di situ saja teriakan gadis itu yang berhasil lolos, karena orang berjubah itu kembali menghujamkan pisaunya tepat di tenggorokan gadis itu sampai tembus ke belakang.
 
Orang berjubah itu kemudian menarik belatinya dan berdiri. Gadis itu sudah terkulai tak sadar di atas tanah. “Harusnya dulu kau pikirkan sebelum bertindak.” Lalu ia kembali menyeringai, “Nah sekarang giliran siapa lagi?” Kemudian membuka buku berukuran A5 bersampul panda. Buku diary lusuh yang lembarannya sudah menguning karena terkena air atau dimakan usia.

Bersiul pelan ketika membaca dan mencocokkan di gambar ponsel yang baru saja ia keluarkan dari sakunya. “Jadi, selanjutnya giliran dia,” seringainya sebelum berlalu pergi meninggalkan jasad gadis itu begitu saja di sana.

 

copyright philly077

Mickey139
....


Share:

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com