Fly with your imajination

Friday, August 21, 2015

Sleeping Beauty

Sebelumnya : Bagian 4

Pintu berderit menandakan seseorang masuk. Ku lihat seorang pria paruh baya dengan kemeja putih juga celana hitam panjang yang tengah memegang jas hitamnya masuk ke dalam ruanganku. Umurnya ku perkirakan hanya satu dua tahun di bawah ayah. Tak memiliki kumis, namun terdapat brewok juga janggut halus yang terlihat baru dia cukur. Rapi namun mengerikan.

Tubuhku semakin merinding melihat laki-laki itu semakin mendekati tubuhku. Tangannya yang besar mulai membelai rambutku hingga menyentuh seluruh wajahku. Mentari yang menelusup menyiari wajahnya dan itu memperjelas wajahnya. Aku mengingat laki-laki itu. Dia adalah teman ayah dan sangat baik padaku.

Tapi kenapa, saat ini aku merasa dia adalah orang yang jahat dan akan melakukan sesuatu yang buruk pada tubuhku?

“Kau tahu sudah lama aku menyukaimu, tetapi ayahmu tidak pernah mengijinkanku untuk mendekatimu.” Katanya sambil membelai wajahku.

Apa? jadi, selama ini dia hanya berpura-pura baik? Dan dia menyukaiku? Ah... aku ingat, dia adalah orang yang sudah memberiku minuman itu sebelum aku tertidur. “Dasar pedhofil. Hentkan! Apa yang kau lakukan?” Kataku berteriak namun dia tak sedikitpun mengindahkan perkataanku. Dia malah makin gencar menyentuhku.

“Aku sudah lama menanti ini, saat dimana kita akan bersama. Walau ayahmu menentangnya namun kau akan selalu mencariku. Kau akan segera menjadi milikku sayang.” Ucapnya, menyeringai menatapku. Tangannya perlahan menyentuh bibirku dengan wajahnya yang makin condong ke arah wajahku.

“A.. Apa maksudmu?” Perasaanku makin tidak mengenakkan. Seolah ada sesuatu yang menarikku menuju suatu tempat yang tak memiliki cahaya. Tempat hampa yang tak satu pun ada penghuninya. Gelap dan mengerikan. “Tolong berhenti melakukan itu!” Rohku perlahan makin transparan akibat ulahnya. “Seseorang... Tolong... Tolong aku. Ayah, ibu tolong aku. Ku mohon tolong aku...” Aku jatuh terduduk, rohku makin merasakan sesak tak mengenakkan itu. ‘Sasuke ku mohon datanglah. Tolong aku.

BRAK

Tidak lama berselang seseorang datang dan dengan kasarnya membuka pintu. Dia tampak berantakan berbeda dengan pagi tadi. keringatnya makin banyak menetes, bahkan rambutnya sampai basah karena keringat.

“Sasuke...!” Ucapku penuh syukur atas kedatangannya

Dan lelaki yang masih sementara membelai tubuhku itu tersentak lantas menarik cepat tangannya. “Siapa kau?” Tanyanya penuh emosi. Marah karena kegiatannya berhasil dihentikan oleh kedatangan Sasuke.

Sasuke menoleh padaku, dengan tatapan iba dia beranjak dan menghampiriku. Diliriknya tubuhku yang masih terbaring di ranjang. “Apa yang kau lakukan padanya?” Sasuke maju menghampiri lelaki itu lantas menarik kerah kemeja yang di pakai oleh laki-laki itu. “Apa kau yang sudah melakukan itu? Membuatnya terbaring di sana, hah?” Sasuke tak kalah emosi.


Dengan kuat tangan Sasuke dihentakkan oleh laki-laki itu lantas memukul wajah Sasuke. “Brengsek... Kau pikir siapa dirimu, hah? Aku sudah lama menunggunya dan kau─” Tunjuknya pada Sasuke, “Ingin menghentikanku? Aku tidak akan membiarkanmu.” Setelah mengucapkan itu, laki-laki itu lantas mengeluarkan sesuatu pada saku jasnya.

Mata Sasuke terbelalak saat melihat pisau lipat itu diarahkan padanya. Aku pun juga tak kalah kaget dengan apa yang dilakukan oleh laki-laki itu pada Sasuke. aku ingin malakukan sesuatu, sama seperti ketika di gang malam itu, tapi tubuhku makin transparan bahkan suaraku pun tak bisa lagi ku dengar.

“Apa yang akan kau lakukan dengan benda itu?” Tanya Sasuke namun tak ada rasa takut yang dia tunjukkan dan membuat laki-laki itu semakin emosi.

“Kau─” Ucap laki-laki itu dengan seringai. “Akan mati.” Setelahnya dia arahkan pisau itu untuk dia tancapkan pada Sasuke, namun Sasuke berhasil menangkis dan membuat pisau itu jatuh dari tangan laki-laki itu. Sasuke bangun dan membalikkan keadaan, dia pukul wajah dan memlintir ke dua tangan laki-laki itu hingga membuatnya mengerak kesakitan.
“Akh... Lepaskan aku brengsek...” Ucap laki-laki itu lirih. Kesakitan karena pelintiran Sasuke yang sangat keras hingga suara lelaki itu pun tak bisa keluar.

Dan itulah kali terakhir aku melihatnya. Laki-laki tampan dengan banyak kelebihan. Walau dingin namun sangat baik. Penuh dengan permasalahan namun bisa dia atasi hingga membuatnya disegani banyak orang.

.
.
.
.

Keesokan harinya Sakura terbangun. Banyak orang-orang yang sudah menantikan kesembuhannya. Orang tua, keluarga bahkan teman-temannya pun ikut berdatangan ingin menyaksikan Sakura yang sudah sadar dari tidur panjangnya.

“Bagaimana perasaanmu, Sakura?” Tanya seorang dokter setelah menyuruh mereka semua keluar. Tangan terampilnya membuka kancing baju pasien Sakura dan menempelkan stateskop di bagian dada Sakura.

“Baik. Hanya saja masih pusing.” Jawab Sakura sambil memegang kepalanya. “Oh ya, dokter. Apa selama aku tertidur ada kejadian di sini? Rasanya ada sesuatu yang hilang dan entah kenapa aku merasa sudah terjadi sesuatu padaku.” Sakura memandang dokter itu dengan penasaran. Keningnya mengkerut memikirkan apa yang selama ini sudah mengganggunya.

“Kau benar. Beberapa hari yang lalu, seseorang memasuki kamar inapmu dan hampir saja berbuat jahat pada tubuhmu tetapi untung ada lelaki tampan yang datang menyelamatkanmu. Ku pikir dia adalah kekasihmu nemun dia berkata bukan. Dia hanya kebetulan melihatmu sedang dalam bahaya. Padahal siapapun yang melihatnya akan tahu kalau dia tengah berbohong. Mana ada orang yang kebetulan lewat dengan hanya memakai pakaian jogging datang kemari. Ku pikir dia ada kontak batin denganmu Sakura.” Jelasnya dan membuat kepala Sakura makin dipenuhi dengan pikiran-pikiran tentang kejadian itu.
siapa laki-laki itu?

.
.
.
~> Tiga bulan kemudian <~
.
.
.

“Bagaimana? Apa kau lolos?” Tanya ibu Sakura setelah Sakura pulang dari interview. Ibunya tengah menyiapkan makan malam. Mencoba sup yang baru saja jadi dan menghidangkannya dengan mangkuk.

Sakura diam sejenak tampak jelas sinar kebahagiaan di wajahnya. “Yey... Aku berhasil, Bu.” Sakura melompat-lompat kegirangan saat memberi tahu ibunya. “Lusa aku akan mulai bekerja, Bu. Ah... Aku sudah tak sabar.” Setelah dia memeluk tubuh ibunya.

“Jangan terlalu bersemangat, Sakura. Nanti kau akan kecewa.” Ucap ibu Sakura mengingatkan

“Iya ibu.

.
.
.

“Silahkan langsung menuju lantai 105, beliau sudah menunggu Anda di sana.” Kata resepsionis pada Sakura.

“Baik. Terima kasih, nona Shion.” Sahut Sakura sambil tersenyum dan membungkuk pamit sebelum naik menuju lantai di mana sang GM sudah menunggunya.

Aneh.. rasanya aku pernah ke sini tapi kapan? Bukankah ini adalah pertama kalinya aku memasuki perusahaan ini?’ batin Sakura heran. Ini adalah de javu yang dia rasakan. Saat dimana seolah dia pernah merasakan namun sebenarnya tidak pernah.

Tetapi benarkah itu Sakura? kau pernah merasakannya namun tak mengingatnya.

Tok.. tok.. tok...

Sakura menunggu di depan ruangan GM dengan perasaan was-was juga gugup. Ini adalah kali pertama Sakura bertemu dengan orang yang berkedudukan tinggi suatu perusahaan. Rasanya bahkan melebihi saat melakukan sidang skripsi saat kuliah dulu bahkan setara dengan menunggu waktu eksekusinya.

Sakura menarik nafas sebelum pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan seorang wanita cantik dengan pakaian kurang bahan serta make up yang terlampau tebal. Lagi-lagi Sakura seolah pernah melihat wanita itu. “Ah...” Sakura membungkuk lantas menyapa wanita itu sebelum menyingkir dan membiarkan wanita itu keluar. Sakura kemudian memasuki ruangan GM.

Hal pertama yang dia rasakan adalah kenyamanan dengan perpaduan interior yang sangat pas khas seorang lelaki dengan aroma kayu yang langsung tercium di indra pembaunya. Pandangannya menyusuri ruangan itu, dan lagi dia seolah pernah memasuki ruangan itu sebelumnya.

Sedang di sisi lain, sepasang mata kelam terus memperhatikannya dari jauh. Bila diperhatikan lebih dekat mata itu menyiratkan begitu banyak perasaan namun yang lebih jelas adalah perasaan rindunya. Rindu dengan gadis yang sedang berada di depannya kini. Sebuah senyum lantas terukir di wajah tampannya.

“Ehm...”

Sakura tersadar dari rasa kekagumannya saat deheman itu terdengar. Ia pun lantas berjalan mendekati tempat duduk sang GM yang di atas mejanya terdapat papan nama dengan tulisan Sasuke Uchiha dengan perasaan dan tak enak hati.

“Se... Selamat siang, Sir. Saya karyawan baru di perusahaan ini. Nama saya Haruno Sakura” ucap Sakura berbasa basi. Wajahnya memerah saat dipandangi oleh lelaki itu.

Sakura menunduk lantas memegang dadanya yang entah kenapa tiba-tiba berdenyut lebih cepat dari biasanya. ‘Kenapa dia memandangiku seintens itu? apa pakaianku yang tidak seksi seperti bawahannya yang lain?’ pikir Sakura.

Lelaki itu bangkit berdiri lantas berjalan menghampiri Sakura, senyum tersungging di kedua bibirnya. Itu adalah senyum yang sangat lembut yang tak pernah dia perlihatkan pada orang lain selain keluarganya. “Apa kau melupakanku, Sakura?” tanyanya dan itu membuat Sakura lantas mendongak menatap laki-laki itu dengan kebingungan yang semakin bertambah.

“Mak─” Sebelum Sakura menyelesaikan perkataannya, tubuhnya tiba-tiba terasa melayang. Dia merasakan sesuatu yang hangat melingkupi tubuhnya. “Aku merindukanmu Sakura.”

Sedang Sakura yang menerima perlakuan itu hanya diam dengan kebingungan namun sebagian hatinya juga merasakan suatu perasaan yang nyaman.

Dia.. Juga merasakan hal yang sama dengan laki-laki itu.

.
.
Rindu.
.
.


END

a/n : gaje yah...? *,* menggantung jugakan? *,*

Hehehe... Namanya juga ide dadakan. Seperti jelangkung, datang tak diundang dan hilang tanpa di usir. Saya juga bingung, padahal tadi malam hanya bermimpi dan anehnya malah terealisasikan lewat sebuah fict dan benar-benar banyak bedanya, alias dirombak dan memberikan bumbu-bumbu lebay dan berakhir dengan gajenya.
Yah,, yang jelas sudah terpublish. Satu keinginanku sudah terwujud, dari pada jadi beban pikiran mending dituangkan saja dan nanti dikenanglah. Hahaha :-d *mimpi kok dikenang.*

And than, jika reader merasa ada yang aneh atau ingin disampaikan jangan sungkan tuk tuangin ke dalam kolom review. Terbuka lebar kok buat siapa saja. Saran, kritik, atau apapun yang membangun buat author silahkan. Author bakalan senang dapat itu semua.

Finally *sok inggris* author ucapkan terima kasih, buat yang sudah meluangkan untuk membaca fict ini.

See U again the other my fict ^.^

Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com