Fly with your imajination

Bab 1: Kecelakaan dan Kekosongan

CH LENGKAP SELANJUTNYA

Main : Regan, Hana, Sean
Rate: T
Genre: Romance
WARNING: AU, OOC, OC, typo.



🖤🖤🖤

Hujan deras mengguyur jalan tol malam itu. Suara klakson bersahutan, lampu-lampu kendaraan memantul di aspal yang basah. Di tengah derasnya hujan, sebuah mobil hitam tergelincir, menabrak pembatas jalan, dan berputar sebelum akhirnya terhenti di pinggir, ringsek di bagian depan.

Di dalamnya, tubuh seorang pria terkulai lemas di balik kemudi. Wajahnya berlumuran darah, dan matanya mulai terpejam pelan. Namanya Sean Erlangga, 32 tahun. Ia tak ingat siapa dirinya.

🖤🖤🖤

Suara mesin monitor rumah sakit berbunyi stabil. Udara ruangan putih itu tenang, meski penuh kecemasan. Di sisi ranjang, seorang pria berusia 36 tahun menggenggam tangan Sean dengan lembut.

“Sean… ini aku, Regan. Kakakmu.”

Sean membuka matanya perlahan. Pandangannya kabur, lalu berangsur jelas. Ia melihat pria itu tersenyum lembut, penuh kekhawatiran, dan seorang perempuan berdiri di belakangnya dengan mata merah—wajah cantik yang terasa… akrab.

Namun, hanya satu kata yang terucap dari bibir pucat Sean:

“Sayang…?”

Hana membeku. Regan pun sontak menoleh, menatap Sean dengan kaget.

Sean mengulurkan tangannya pada Hana dan tersenyum lemah. “Kamu di sini… aku mimpiin kamu. Kamu pacarku, kan?”

Hana tak menjawab. Tangannya refleks bergerak ke mulutnya, menahan napas.

Regan menunduk. Hatinya seperti dihantam keras. Namun, ia tetap tersenyum lembut, lalu menoleh pada Hana dan mengangguk pelan—mengizinkannya untuk mengikuti kebohongan itu… setidaknya sementara.

🖤🖤🖤

Tiga hari berlalu. Sean dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Ingatannya sebagian besar masih kabur. Ia ingat namanya, beberapa kenangan masa kecil, tapi tidak bisa menyambungkan realita sekarang.

Hana tetap menemani. Ia tersenyum, mencoba bersikap tenang. Sean memeluk tangannya setiap malam sebelum tidur, percaya bahwa dia adalah satu-satunya yang tak pernah meninggalkannya.

Sementara itu, Regan pulang ke rumah, duduk di sofa ruang tamu yang dingin, dikelilingi suara pertengkaran dari kamar orang tuanya.

Kalau kamu dulu nggak maksa dia kerja sama kamu, mungkin Sean nggak kecelakaan!” teriak ibunya.

Aku nggak maksa! Dia yang mau bantu!” balas sang ayah dengan nada tinggi.

Regan hanya diam. Ia meremas pelipisnya. Lelah. Tapi ia harus kuat—demi Sean, demi Hana, demi keluarga yang tak pernah benar-benar damai.

Ponselnya berbunyi. Hana mengirim pesan singkat:

“Sean nanya lagi soal hubungan kita…”

Regab menghela napas panjang. Ia tahu ini akan menjadi kebohongan yang panjang dan menyakitkan. Tapi jika itu membuat Sean bisa sembuh dengan damai, ia akan menanggungnya. Bahkan jika itu berarti menyerahkan cinta hidupnya… pada adik yang tak mengingat apa pun.

CH LENGKAP SELANJUTNYA

Comments
Comments

1 comment:

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com