Fly with your imajination

Thursday, January 24, 2019

PINK LETTER - Galau

SEBELUMNYA CH LENGKAP SELANJUTNYA

TITTLE : PINK LETTER
BY
MICKEY139
SHORT STORY

PLEASE ENJOY

**************
.
.
.
BAGIAN 5 : GALAU


Cih, sialan. Gara-gara ucapan Vii, aku jadi resah sendiri. Memang ucapannya itu ada benarnya dan aku yang memang tidak pernah memikirkan kondisi itu sebelumnya.

Icha, menurut pengamatanku selama ini, ia tak seperti cewek lain di sekolah. Cewek itu terlalu biasa. Terlalu biasa untuk dilirik oleh laki-laki biasa yang tidak bisa melihat kelebihan dari Icha.

Dan Tomi, bukannya cowok itu anak ekskul futsal. Banyak cewek yang menyukainya, kenapa malah memilih Icha? Gadis biasa, bukan termasuk tipe yang disukai oleh cowok populer.

"Lo mesti dekatin dia juga."

Iya itu betul. Aku harus memulai pendekatan terhadap Icha dan bukan malah sibuk dengan spekulasi tidak penting. Tomi saja bisa, masa aku tidak. Jelas-jelas aku lebih unggul. Ganteng, pintar, populer, apa lagi?

"Iya, kalau perlu, lo ikutin cara Rian. Lo juga buat surat kayak dia dan kasikan ke Icha. Dijamin, Icha bakalan klepek-klepek sama lo, sama kayak Vii ke Rian."

Masa iya aku harus seperti itu?

"Iya harus. Kan surat pink yang dibuat cowok menandakan kalau mereka benar-benar serius."

Gitu yah?

"Iya."

Eh?

"Buat aja. Gue yang bantuin lo buat kasi ke Icha."

Aku memejamkan mata kemudian menghembuskan nafas panjang sebelum menatap laki-laki bangsat di sampingku.

"Kampret, setan, iblis lo."

Yang diumpat bukannya membalas ia malah tertawa terbahak sampai air mata di sudut matanya keluar.

"Hahaha ... sumpah, lo kayak anak dua belas tahun yang mulai suka sama cewek."

Anjirrrrr, dasar manusia laknat. Kurang ajar. Aku salah apa sampai bisa punya teman dekat sekampret mereka? Kesalahan masa lalu apa yang sudah kulakukan?

"Kalau lo butuh bantuan, yah bilang aja. Gak usah sok bilang gak butuh dan ujung-ujungnya lo galau sendiri. Kita bertiga bakalan bantuin lo. Jadi, lo gak usah malu-malu bilang. Lo kayak cewek yang baru puber."

"Ck, diam. Gue gak butuh." balasku.

"Oh, came on hun. Emang lo yakin bisa? Terakhir kali lo coba dekatin cewek, bukannya itu cewek suka, malah ilfil sama lo."

"Itu masa lalu. Dan sekarang gue sudah belajar." balasku tak mau dipecundangi oleh manusia curut ini.

"Belajar dari mana? Masa lalu? Masa lalu dan masa sekarang yang lo jalani, gak ada yang beda. Full flat. Datar. Sedatar muka Angga si KETOS."

Aku menggeram, punya teman rewel tidak bisa membuat pikiranku tenang. Mereka memang baik, tapi aku mau menyelesaikan masalahku sendiri. Tidak mau ditolong oleh mereka.

"Terus apa yang harus gue lakukan?"

Sayangnya, keinginan hati dan logika tak sejalan, sampai-sampai mulut berkata lain.

"Sama kayak si Tomi. Coba pedekate ke dia. Kenalan, ngobrol, dan lebih dekat. Buat Icha nyaman sama lo. Kalau lo sudah dapat itu semua, delapan puluh persen, Icha bakalan terima lo."

"Gitu doang?"

"Hm..."

"Sama aja dong dengan yang gue rencanain."

"Bedalah. Yang gue maksud gak ada malu-malu, langsung temui dia sekarang. Gak perlu mikir apa-apa. Tentang bahan obrolan, itu gampang. Lo kan sudah biasa bicara sama cewek, jadi obrolan kalian bakal mengalir."

"Lo yang ngomomg memang gampang, gue yang kesusahan." sungutku.

"Jangan pesimis, bego. Belum juga lo lakukan. Yang penting lo jangan mikir aneh-aneh. Lakukan seperti yang gue saranin. Hasil akhir gak usah terlalu lo peduliin, yang penting usaha dulu. Jangan sampe Icha sudah jadi pacarnya Tomi, sementara lo masih mikirin topik pembicaraan yang bakal lo bicarain dengan Icha."

"Iya ... iya ...."

....

Dan sekarang apa yang mesti aku lakukan? Ck, rencana emang gampang diucapkan, realisasinya benar-benar sulit.

Mencoba mendekat, dianya yang malah pergi. Memang tampangku seperti monyet gila kelaparan minta makan?

Sepertinya menulis surat memang langkah awal yang lebih baik. Yah, setidaknya dia tahu kalau ada orang yang menyukainya, meski secara diam-diam. Seperti secret admirer.

"Woi, budeg! Dipanggil dari tadi juga. Mikirin apaan lo sampai melamun kayak gitu? Untung gak ada comberan di depan, coba kalo ada, bisa mati malu lo karena jatuh."

Rian kembali menampakkan wujud setelah tadi mengomeliku perihal ketidakmampuanku untuk mendekati Icha seperti Tomi, rivalku.

"Dasar bego. Mana ada comberan di koridor sekolah? Makanya otak diupdate terus. Kalau perlu ganti dengan prosesor D-Wafe Two supaya loading otak lo tinggi."

"Sialan. Lo pikir otak gue ini aplikasi yang bisa diupdate? Lagian apaan tuh D-Wafe Two? Dua istri?"

"Ck, dasar bego. Ngakunya Netters tapi prosesor jenis D-Wafe Two gak tahu. Tanya tuh mbahmu, apa itu D-Wafe Two. Ah, sudahlah bicara sama lo hanya buat tenaga gue terkuras."

"Ciah, baru gitu aja sombongnya nauzubillah..."

"Massa?"

"Iya."

"Bodo ...."

"Kampret lo. Gue gak nyangka lo bakal tertular kata-kata anak-anak yang ngakunya kekinian."

"Bodo ah. Sono lo pergi, malas gue liat muka jelek lo."

"Sialan. Dikit ganteng aja menghina."

Aku hanya angkat bahu sambil menampilkan muka polos padanya.

"Bah... Kalo gak ingat lo sahabat gue, udah gue masukin lo di comberan— lah, kenapa malah ngomong kayak gini sih. Hampir lupa tujuan gue." aku hanya melihatnya bosan. "Tu si Tomi kayaknya mau ngungkap dan sepertinya Icha bakal terima ...."

Dan pernyataan itu sukses membuatku terdiam dan membisu di tempat. Sial, padahal baru saja aku mau mendekatinya, tapi malah kejadian yang tidak kuinginkan terjadi. Apa aku sudah kalah sebelum berperang? Arrggghhhh ... Sial.

"TAPI BOHONG, hahahaha ...."

Dan kalimat kejelasan yang Rian berikan sukses membuat tanganku mendarat di tempurung kepalanya.

Ia mengaduh kesakitan sambil memegangi kepalanya yang baru saja kujadikan korban pelampiasan. Temanku ini memang sekali-kali perlu diberi pelajaran supaya tobat.

"Bangsat lo, ini kepala orang. Kepala gue, bukannya dinding batu ... aahhh ... Sakit banget."

"Salah lo sendiri bego. Ngapain lo buat gue kaget kayak gitu?"

"Itu bercanda bego. Hanya main-main. Gue cuma mau godain lo supaya lo punya motivasi."

"Bodo ...."

Dan aku pun pergi meninggalkan Rian yang terus mengumpatiku. Tapi, aku tidak peduli. Dia yang salah dan pukulan itu hanya imbalan buatnya karena sudah keterlaluan menggodaku.

Tbc .

              

Mickey139

SEBELUMNYA CH LENGKAP SELANJUTNYA
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com