Fly with your imajination

Monday, August 8, 2022

PINK LETTER - Gorila Betina

SEBELUMNYA CH LENGKAP SELANJUTNYA

TITTLE : PINK LETTER
BY
MICKEY139
SHORT STORY
PLEASE ENJOY

**************
.
.
.

BAGIAN 3 : GORILA BETINA

"Radit!"
 
Aku menggeliat saat ada goncagan keras di tubuhku. Tapi, itu tak cukup untuk membangunkan diriku dari dunia mimpi. Ah, bukan, tapi aku sendiri yang tidak mau menghadapi kenyataan dunia. Aku malas kesekolah. Apalagi mengingat kelakuan konyolku kemarin.
 
"Woi, Radit!"
 
Tidak sampai semenit ada hantaman keras dari bantal mendarat di kepalaku.
 
Sial. Punya kakak begini amat, sih. Mamaku dulu ngidamnya apa sampai-sampai hasilnya kayak gorila betina begitu.
 
Aku menggeram, merasakan denyutan menyakitkan di kepala. Dan belum cukup mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal di dunia kapuk, kakak perempuanku kembali melayangkan satu pukulan lagi di badanku.

  "Kak Renaaa!" teriakku penuh kekesalan. Bukan hanya karena denyutan menyakitkan yang aku rasakan di kepala, tetapi rasa kesal karena diganggu ketika masih nyaman dalam tidur. Lagian, mana ada orang yang bakal enteng-enteng saja pas diganggu di waktu nyamannya.
 
"Apa?" balas kak Rena dengan suara gahar-nya "Sudah jam berapa ini? Mau sampai kapan lo tidur, ha?"
 
Setelah mengatakan itu, kakakku berniat kembali melayangkan bantal di tubuhku. Untungnya, reflek tubuhku baik jadi aku bisa menghindari serangan itu.
 
Aku mendelik pada kakakku. Memberinya peringatan keras. Tetapi, dasarnya kakak selalu merasa tertua dan harus di hormati, ia malah melempariku bantal yang ia pegang.
 
"Apa? Lo gak mau siap-siap?" tanyanya lagi sudah memasang kuda-kuda siap menyerang kembali dengan tangan kosong.
 
Aku menghela, malas meladeni kakak sekaligus takut jika diserang lagi. Yah, percuma juga membalas kalau ujung-ujungnya akulah yang akan kalah. Perempuan yang menjadi kakakku itu sudah menjadi ahli beladiri Jiu Jutsu sejak SMP dan sering menjuarai turnamen, kalau dibandingkan dengan kemampuanku, aku hanya remahan rengginang sekali gigit.
 
"Radit—"
 
Tanpa mendengar kelanjutan ucapan kakakku, cepat-cepat aku mengambil handuk kemudian bergegas ke kamar mandi sebelum tangan-tangan kasarnya kembali menyakitiku. Aish, menyebalkan sekali punya kakak perempuan tapi kelakuannya seperti gorila PMS.

Omong-omong, bagaimana caranya masuk ke kamarku, sementara kamarku masih terkunci, bahkan kuncinya pun masih menggantung di pintu. Akan tetapi, setelah aku keluar dari kamar mandi, aku tahu jawabannya. Yah, kakakku memang pantas dilabeli sebagai Gorila, melihat bagaimana pintu jendela balkon kamarku sudah terbuka dan sepasang sendal bermotif bulu dengan dua ornamen telinga tergeletak di luar balkon.
 
Tidak mau menunggu kakak kembali lagi ke kamar, buru-buru aku memakai seragam lalu turun ke bawah dengan menenteng tas.
 
"Kok tumben lama bangun, Dek? Kamu bergadang main game lagi?"
 
Aku menggeleng. Mana mungkin menyetujui jawaban mama kalau resikonya koneksi wifi diputus sementara. Tidak bisa menikmati berselancar di dunia maya sama saja kakiku dipasung dan dikurung di dalam ruangan gelap. Gak deh.
 
"Gak dong, Ma. Mana mungkin aku bego-begoin diri bergadang buat main game?" Untuk semalam maksudnya. Jelas aku telat bangun, itu kan karena aku sengaja. Aku benar-benar malas ke sekolah. Apalagi kalau ingat kejadian kemarin.
 
Mama menyimpan telur dadar yang baru selesai digoreng di atas meja lalu menyipitkan matanya, "Benar?"
 
Ditatap seperti itu oleh mama siapa yang tidak akan kikuk? Aku jadi merasa kayak maling kancut yang tertangkap basah sekarang. "Beneran, Ma."
 
"Iya, Ma. Adit ga bohong."
 
Aku menatap kakak dengan mata berbinar. Baru kali ini kakak setengah warasku itu membelaku di depan mama. Tapi, bagaimana kakak tahu?
 
"Loh, Kak. Tumben belain adeknya?" Mama menatap kakak dengan kening menyerngit lalu duduk di kursi kosong setelah menyeduh tehnya di gelas.
 
"Ya, soalnya Adit gak mau sekolah karena malu." Kakak menyeringai padaku sebelum pandangannya kembali pada mama. "Kemarin Adit sok-sok-an jadi pahlawan, eh taunya malah malu-maluin." Kakak melanjutkan dengan nada tenang seolah-olah tidak melihatku yang ingin menguburnya hidup-hidup.
 
Anjir ... Dasar kakak kurang ajar! Bisa-bisanya menggibah di depanku langsung. Lagian siapa pula yang punya mulut ember sampai-sampai membocorkan kekonyolanku itu?
 
"Memang apa yang Adit lakukan, Kak?"
 
"Biasa, Ma. Korban anime. Kemarin katanya Adit mau tolongin cewek, eh tahunya itu cewek lagi buat film. Mana dia telepon teman-temannya pula buat datang."
 
"Itu siapa yang bilang?" sergahku dongkol. Nasi goreng yang sudah kutuang di piring dengan rakus kumakan. Aku membayangkan nasi goreng itu adalah orang yang mulutnya kayak ember bocor dan si gorila stres di depanku yang masih membicarakan diriku di depan mama.
 
"Ya kali gue kasi tahu."
 
Aku menggeram menahan emosi dan rasanya wajahku sudah memerah. Aku semakin beringas melahap sarapanku.
 
Anjir, bangsat, setan, siapa yang punya mulut kayak kaleng?
 
"Ma, aku bawa motor ya, lagi buru-buru soalnya. Aku ada ujian praktek."
 
Mama mengangguk dan dalam hati aku menyumpahi supaya kakak jatuh terpeleset atau jidatnya membentur koseng pintu. Tapi, setelah itu mendoakan supaya kakak selamat sampai kampus dan sukses di ujiannya. Ah, emang dasar plin plan.
 
"Dek, kalau dimatamu ada laser, punggung kakak bakal bolong itu." kata Mama membawaku kembali ke realita. Bahwa sebentar lagi aku akan berangkat ke sekolah dan bertemu para saiton yang akan membuat hari-hariku menyedihkan.
 
Aku mendengus tanpa sadar, "Laser gak mempan sama badan gorila, Ma." Dan, mama terkekeh mendengar jawabanku.
 
"Kamu ini, kok manggil kakak gorila."
 
"Emang kakak kayak gorila, Ma. Kamarku saja dipanjat. Padahal itu lantai dua. Apa coba namanya itu? Monyet? Tapi, monyet kan kecil dan gak bringas kayak kakak."
 
"Hush ... kamu ini.
 
"Ya udah, Ma. Aku berangkat dulu." kataku kemudian menjalankan motor setelah mama membalas salamku dan mengatakan hati-hati di jalan.
 
Yah, aku berharap keadaan di sekolah sebentar bisa lebih damai dan tenang.

Mickey139



SEBELUMNYA CH LENGKAP SELANJUTNYA
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com