Fly with your imajination

Friday, February 5, 2021

Our Promise - Bully

CH LENGKAP SELANJUTNYA


Byur....
 
Gadis itu terkejut bukan main ketika mendapatkan serangan tiba-tiba dari murid-murid SMA-nya padahal ia masih punya mata pelajaran setelah jam istirahat ini. Ia memejamkan mata, bau dari tubuhnya benar-benar menyengat. Ia jadi ragu baunya akan hilang dalam waktu sehari meskipun dengan sabun yang banyak. Sepertinya air bekas pel yang mereka pakai sudah dicampur dengan air got atau mungkin kotoran binatang hingga memiliki bau menjijikkan yang menyakiti hidung.
 
Seragam sekolahnya yang tadi masih putih bersih jadi kotor. Kepangan rambut indigonya jadi basah dan lepek dipenuhi oleh bekas kotoran dari air pel. Kaca mata bulatnya juga memburam dan membuatnya sulit melihat. Mereka benar-benar tidak punya hati. Bisakah ia menyebut mereka sebagai setan atau mungkin iblis, karena seburuknya manusia, mereka masih bisa mengontrol perilaku, tidak seperti mereka.
 
Gadis yang menjadi korban itu adalah Anne. Adrienne Alexandra, gadis biasa dengan tampilan tidak biasa. Sebut saja ia sebagai seorang kutu buku atau seorang nerd karena gaya berpakaiannya yang sangat eksentris dibanding dengan murid-murid lain di London International High School.
Dengan seragam putih yang terlihat kebesaran, serta cardigan berwarna hitam sebagai luaran juga rok warna senada dengan cardigan menjuntai hingga di bawah lutut juga sepatu putihnya yang sudah terlihat kusam menutupi kaki-kakinya, benar-benar membuat penampilannya berbeda dari pada murid lain.
 
“Ck, dasar sampah.”
 
Anne hanya bisa menunduk di tempatnya. Gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan. 

Sungguh, ia tidak mengerti dan tidak tahu sebenarnya apa yang sudah ia lakukan hingga dirinya bisa berada dalam situasi mengerikan seperti itu. Menjadi salah satu korban bully dari murid di sekolahnya tak pernah sekalipun terbayang di kepalanya.
 
Anne ingat, awal masuk sekolah semuanya baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun ia berbuat sesuatu yang bisa membuatnya berada dalam situasi seperti ini. Ia sudah berusaha menjadi murid baik di sekolahnya, bahkan terkadang ia pun membantu teman sekelasnya untuk mengerjakan tugas jika mereka meminta bantuannya.
 
Lagipula, dia juga hanya gadis biasa yang tidak akan pernah dilirik dua kali oleh siapapun, bahkan dia ragu kalau dirinya terlihat oleh yang lain. Lalu kenapa? Mereka juga tidak memberi penjelasan tentang apa salahnya. Tidak ada seorang pun yang memberitahunya.
 
Semua ini berawal ketika ia menginjak kelas dua, entah kenapa tiba-tiba ia menjadi salah satu target bully dan lebih parahnya lagi yang menjadi dalang dari semua itu adalah teman sekelasnya sendiri- salah satu dari− bisa disebut sebagai pangeran sekolahnya. Laki-laki paling diincar dan diinginkan oleh kebanyakan gadis di sekolahnya─ Chaiden Radbert. Laki-laki yang sudah dianugrahi wajah rupawan yang setara dengan Eros sang penakhluk hawa, dengan mata onix kelam yang selalu mengintimidasi, juga kecerdasan yang melebihi anak seusianya, ia juga berasal dari keluarga terhormat yang menjadi salah satu donator sekolahnya.
 
Anne benar-benar tak tahu apa yang sudah ia lakukan pada Aiden, hingga laki-laki itu menyuruh murid-murid di sekolahnya untuk mem-bully-nya. Ia bahkan tak pernah sekali pun merasa pernah mengobrol laki-laki itu. Anne selalu menghindari berinteraksi dengan orang seperti dia. Lalu apa alasannya? 

Entahlah, hanya ia dan Tuhan yang tahu.
 
Dan seolah murid-murid itu hanyalah boneka tanpa jiwa yang dibuat Aiden, mereka menuruti apapun yang diperintahkan oleh laki-laki itu. Terus dan terus menyakitinya, bahkan tidak sedikit dari mereka malah terlihat bahagia saat melihat dirinya tersiksa.
 
"Ayo pergi."
 
Anne tetap diam setelah mereka pergi.
 
OoO
 
Anne berlari menuju belakang sekolah. Jatuh terduduk tepat di bawah pohon (yang selalu disebut pohon keramat oleh murid-murid di sana) kemudian menumpahkan segala sesak yang bergerumul dalam dada yang tak bisa ia keluarkan sebelumnya.
 
Beberapa potongan kenangan menyakitkan terlintas dalam benak seperti potongan kaset rusak yang terus berulang. Bagaimana mereka memakinya, mengatainya jalang, melemparinya telur busuk yang hampir mengenai matanya, menjambak rambutnya hingga beberapa helai rambutnya tercabut, bahkan air kotor dengan bau menjijikkan pun disiramkan ke tubuhnya.
 
Mereka semua benar-benar jahat. Namun, semua kejahatan itu dilandasi oleh seseorang. Chaiden Radbert, sang Devil Prince.
 
Anne menghela nafas berat, seraya memejamkan mata. Gadis itu berupaya menghilangkan rasa sesak yang masih terus bergerumul dalam dada.
 
Anne, kau harus kuat, mereka tidak ada apa-apanya dibanding apa yang pernah kau alami. Bersabarlah! Kau pasti bisa, titahnya pada diri sendiri.
 
Namun, entah rasa sakit itu sudah terlalu berlebihan ia tampung ataukah kebencian perlahan bangkit dari dalam dirinya, Anne tetap tidak bisa menghilangkan rasa sesak yang ia rasa. Air matanya tetap mengucur dari mata abu-abu indahnya, menetes dan turut membasahi roknya yang sudah kotor.
Dan perasaan muak tiba-tiba muncul. Ia lelah terus menerima perlakuan semacam ini, Anne tak kuat lagi untuk terus berpura-pura tegar, tetapi untuk memberontak pun ia tak punya nyali.
 
Setetes air mata lagi-lagi mengalir dari mata. Air mata yang mewakili perasaan putus asa, namun berusaha menguatkan hatinya yang rapuh.
 
Apa yang lebih buruk dari dibenci oleh orang yang tak pernah kita dekati sendiri?
 
...
Mickey139

CH LENGKAP SELANJUTNYA
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com