Fly with your imajination

MR RIGHT IN NEIGHBORHOOD - 2

SEBELUMNYA CHAPT LENGKAP SELANJUTNYA


♥♥♥

BAB 2
"Bagiku, cinta yang sempurna adalah menjalani hidup bersamamu." 
~Prince Charming Next Door~

♥♥♥ 

 BAB 2

Kata-katanya seperti ember air sedingin es yang terciprat tanpa ampun ke wajah Jean

Tubuhnya gemetar dan pikirannya menjadi kosong.

Jean pikir pertemuan terakhir mereka dua tahun lalu, ketika Daren tak mengenalnya sudah cukup buruk. Jean tidak tahu bahwa ketika mereka bertemu lagi dua tahun kemudian, itu akan menjadi lebih buruk.

Jean berdiri di belakang pagar di lantai dua. Matanya tertuju pada sosok yang berlalu pergi tanpa berbalik sama sekali.

Dadanya kembang kempis, jantungnya terasa berat. Setiap kali berdenyut, rasa sakit yang dialaminya membuatnya terpaku di tempat.

Jean masih terpaku saat suara samar mobil darien perlahan menghilang. Jean menghela, berusaha menenangkan jantungnya kemudian kembali ke kamar ketika sadar di sana ia tidaklah sendiri. Masih ada pelayan dan ia tidak mau kalau pelayan tiba-tiba datang dan melihat situasi canggung yang ia alami.

Sedetik pintu kamarnya tertutup, saat itulah Jean sadar, air matanya sudah mengaburkan pandangannya.

Jean menunggu sampai ia tenang dan kabut di matanya telah menghilang sebelum ia kembali menuju lantai bawah, dan berpura-pura kalau ia baru saja bangun.

"Selamat pagi, Nona,"

Seorang pelayan menghampirinya ketika melihat Jean.

Namun, Jean tak memedulikan itu. Satu-satunya yang membuat keningnya agak berkerut adalah sapaan pelayan yang memanggilnya 'Nona' daripada "Nyonya," tetapi Jean tahu itu semua adalah perbuatan Darren yang melarang para pelayan melakukan itu. Jadi, satu-satunya pilihan pelayan adalah memanggilnya 'Nona.'

Jean tetap memasang ekspresi tenang ketika pelayan merespon dengan dengungan.

Biasanya pelayan akan meninggalkan Jean di waktu makan. Hanya ketika Jean membutuhkan sesuatu barulah para pelayan itu menghampirinya. Namun, hari ini, seorang pelayan tetap tinggal setelah menyajikan hidangan dan berdiri diam di samping meja.

Jean berpura-pura mengabaikan hal itu dan dengan tenang menghabiskan bubur di mangkuknya. Pelayan yang berdiri di dekatnya menjadi gugup dan tampak ragu-ragu, Bibirnya bergerak beberapa kali, tetapi tidak ada suara yang keluar.

Baru setelah Jean meletakkan sumpitnya, pelayan akhirnya angkat bicara.

"Nona...."

"Apakah di rumah ini ada pil kontrasepsi?" Jean memotong ucapan pelayan itu dengan tenang sambil melap bibirnya dengan serbet. Sejujurnya, Jean tak menyukai pertanyaannya, tetapi, dia tidak ingin harga dirinya semakin dijatuhkan.

Pelayan itu tampak terkejut, tapi dia tetap diam dan menganggu lalu berlalu setelah Jena mengijinkannya.

Jean menelan pil kontrasepsi dengan tenang, kemudian berdiri dengan anggun untuk selanjutnya keluar dari ruang makan. Sebelum Jean mencapai pintu, pelayan itu tiba-tiba berbicara lagi.

"Nona …"

Jean berhenti dan berbalik.

"Nona, Tuan Darren mengatakan bahwa Tuan besar akan pergi ke Hainan malam ini ...."

Jean tidak berkata apa-apa dan hanya menunggu penjelasan lanjut, tetapi pelayan itu tampak ragu-ragu selama beberapa detik sebelum melanjutkan, "Tuan Darren juga mengatakan bahwa sekarang orang yang mendukung Nona telah pergi, Tuan Darren ingin Nona tidak mengganggunya lagi." Setelah mengatakan itu, Pelayan itu menunduk. Jean bisa melihat ada penyesalan di raut pelayan itu, tetapi ia mengabaikannya.

Jean pikir ketika ia mengambil inisiatif untuk meminta pil, setidaknya ia sudah menyelamatkan harga dirinya. Nyatanya, pesan Darren yang disampaikan pelayan padanya benar-benar membuatnya sakit hati.

Ujung jari Jean bergetar sedikit, tetapi ia berusaha tenang seperti biasa, seolah-olah pesan itu tidak ditujukan padanya, dan dengan ringan bertanya, "Ada lagi?”

♥♥♥

SEBELUMNYA CHAPT LENGKAP SELANJUTNYA

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com