Fly with your imajination

Thursday, February 15, 2024

NOT PERFECT#18

 Sangat dianjurkan memberi saran dan kritik.

Terima kasih 😊.

SEBELUMNYA CH LENGKAP SELANJUTNYA

...

"Mama..."

"Yoga... mama harap kamu bisa menikmati hidupmu."

"Ma..."

"Ingat sayang, mama mau kamu bisa hidup sesuai yang kamu inginkan."

Ma

"Mama harap Yoga punya banyak teman..."

Tolong hentikan

"Mama ingin sekali lihat Yoga dewasa..."

Mama.

Kumohon.

"Yoga..."

Tidak.

Tolong jangan ambil mama.

Siapa pun, kumohon biarkan mama tetap bersamaku.

"Yoga..."

Aku tidak bisa hidup tanpa mama.

"Yoga..."

Hanya dia yang kupunya.

"Mas Yoga!"

Yoga tersentak, ketika tepukan keras mendarat di bahunya. Pandangannya belum beralih saat Yoga mencoba menenangkan kepalanya yang masih terasa oleng. Ia memijat pangkal hidungnya sebelum mengangkat kepalanya dan menemukan seseorang yang baru beberapa menit lalu berpisah dengannya.

Sepertinya Yoga belum cukup jauh dari rumah sakit tempat ibu Nayla dirawat. Padahal Yoga yakin kalau ia sudah berjalan cukup jauh dari rumah sakit. Meski, setelah Yoga dan Nayla berpisah, Yoga tak lantas mencari kendaraan online, dan lebih memilih duduk di pinggir taman karena kata bos sialannya akan ada seseorang yang datang untuk menjemputnya. Tetapi, meski ia sudah menunggu hampir satu jam, orang yang dimaksud Kenzo belum tampak batang hidungnya. Pada ahkirnya, ia malah ketiduran. Untung saja ia masih selamat dan aman dari para begal.

"Mas, kamu tidak apa-apa?"

Yoga menggeleng lalu memberikan senyum. "Ah, tidak apa-apa, Nay. Terima kasih."

Nayla menghela. Rupanya apa yang tadi ia khawatirkan terjadi. Yoga masih belum baik-baik saja setelah berpisah dengan Leon dan Jelita beberapa saat yang lalu. "Mas belum dapat ojek online-nya?"

Yoga menghela. Lebih baik berbohong daripada dikasihani. "Iya. Saya juga tidak tahu kenapa dari tadi tidak ada yang berhasil terhubung."

"Mungkin karena titik jemputnya kali, ya? Kalau begitu bagaimana kalau ikut aku ke rumah sakit? Kita tunggu di lobi. Biasanya aku menunggu ojek online di sana."

Yoga mengangguk dan menjawab, "Baiklah."

Namun, meskipun Yoga sudah setuju dengan saran Nayla, entah kenapa tubuh Yoga teras berat untuk melangkah. Sepertinya mimpi tadi membuatnya kembali teringat kenangan buruk makanya tubuhnya enggan bergerak.

"Mas, kamu yakin baik-baik saja? Atau sekalian saja kita cek kesehatanmu."

Yoga memaksakan senyumnya terbit. "Saya baik-baik saja, Nay. Kenapa?"

Meski pencahayaan di sekeliling mereka tidaklah terang, namun Nayla bisa melihat bagaimana kondisi Yoga yang tidak baik-baik saja. Entah mungkin karena masalah yang tadi masih mengganggu pikirannya, atau....

"Apa rumah sakit mengingatkanmu kenangan buruk, Mas?"

Yoga tersentak mendengar tebakan Nayla yang benar.

"Yah. Tapi, sudah lama sekali."

Dan mimpi tadi memicu Yoga bersikap demikian.

"Maaf." Nayla menyesal.

"Kenapa?"

"Karena aku sudah membuatmu mengingatnya."

Yoga terkekeh. Entah kenapa melihat reaksi Nayla, pikirannya jadi teralihkan pada yang lain. Dan, tiba-tiba saja ia malah mengingat Rara.

"Kenapa ketawa?" Nayla mengerutkan keningnya. Penasaran dengan tingkah Yoga yang berubah hanya dalam waktu singkat.

"Ah, aku tidak bermaksud menertawaimu."

Nayla mengangguk dan merasa kesal. Padahal mereka sedang bersama tetapi Yoga malah mimikirkan hal lain. "Yah, tidak masalah, sih."

Astaga, Yoga sebenarnya merasa agak menyesal tapi ia benar-benar tidak bisa menghentikan dirinya semakin terkekeh melihat ekspresi kesal Nayla yang lucu.

"Ngomong-ngomong, terima kasih Nayla."

"Untuk?"

Yoga tersenyum, lalu mengusap kepala Nayla. "Semuanya."

"Sumpah, aku nggak ngerti loh Mas. Maksudnya apaan sih? Terus tadi, perasaan muka kamu kecut kayak jeruk nipis yang baru diperas, tapi sekarang malah senyum-senyum gak jelas."

Boleh gak sih Yoga cubit pipi Nayla?

Kenapa ada cewek yang menggemaskan kayak dia?

Yoga menggeleng. "Gak apa-apa. Jangan dipikirkan."

"Ampun..." Nayla menepuk jidatnya. "Gak jelas banget deh."

Yoga tertawa. Sungguh Nayla sangat lucu, "Kalau gitu aku tinggal yah. Titip salam buat ibu kamu. Semoga cepat sembuh."

"Eh? Loh? Ojek online-nya sudah datang?"

Yoga hanya tersenyum, sembari menunjuk mobil hitam yang terparkir tidak jauh dari mereka.

"Itu ojek online-nya?"

"Bukan, itu mobil orang yang saya kenal."

Meski, Nayla bingung, ia tetap mengangguk. Sepertinya Yoga ingin merahasiakan identitas si pengendara mobil. Apa itu pacarnya? Tetapi, sebelumnya Yoga bilang tidak ada. Apa Yoga berbohong? Karena tidak mungkin Yoga masih sendiri sementara rupa Yoga begitu memikat, pastilah banyak perempuan yang mengantri untuk mendapatkan perhatiannya. Dan si pengendara itulah yang berhasil mendapatkannya.

Namun, kenapa seperti ada sesuatu yang tidak menyenangkan dari dalam dirinya. Tiba-tiba saja Nayla merasakan perasaan tak enak hati. Benar-benar aneh. Apa mungkin perempuan itu yang tadi dipikirkan Yoga? Nayla menggeleng. Apa sih yang ada dipikirannya, kenapa malah berpikir yang tidak-tidak. Lagipula, kenapa juga Nayla merasakan perasaan tak nyaman? Apa mungkin ia ingin ke kamar mandi? Yah, pasti itulah penyebabnya karena tadi pagi ia belum sempat.

"Kalau begitu saya pergi, yah Nay. Sampai ketemu lagi."

Nayla tersenyum. Entah kenapa mendengar kata-kata Yoga membuatnya lupa dengan kekesalannya tadi. "Ah, i-iya. Terima kasih Mas Yoga. Hati-hati"

Yoga mengangguk sebelum menjauh.

 Kendari, 16 Februari 2024

Mickey139



SEBELUMNYA CH LENGKAP SELANJUTNYA




Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com