Fly with your imajination

Sunday, July 17, 2016

My Secret Feeling 3


BACA : BAGIAN 2


MY SECRET WEDDING © mickey miki
Rate: M
Genre: Romance & drama
WARNING: typo, alur kecepatan, ga⎯je dan lain-lain (suka-suka Mickey),
Story by
Mickey_Miki
.
.
SUMMARY

Apakah dalam sebuah perjodohan akan menghasilkan sebuah cinta?
Walau awalnya tak saling mengenal dan memulainya bukan dengan tak saling mencintai?
Bisakah?
Apakah dalam sebuah perjodohan akan menghasilkan sebuah cinta?
Walau awalnya tak saling mengenal dan memulainya bukan dengan tak saling mencintai?
Bisakah?

.
.

.
.
.

BAGIAN 3
.
.
.
“Kemana saja kau? Pulang malam dan tidak memberikan kabar.” belum juga sampai ke kamar aku sudah di tanyai. Lagipula tumben dia menanyaiku, biasanya dia tidak peduli.

“Maaf, aku tadi singgah di Dojo. Aku tidak menghubungimu karena baterai ponselku habis. Apa kau belum makan malam? Aku akan membuatkan makan malam.” tanyaku lantas menuju dapur berniat membuat makanan.

“Tidak usah. Aku sudah memesan makanan tadi. Apa kau sudah makan?”

Aku menghentikan gerakan tanganku lantas berbalik menatapnya yang menatapku... cemas. Ah tidak mungkin dia mengkhawatirkanku. Lagipula tumben dia memperhatikan aku, apa dia menginginkan sesuatu? Apa dia ingin meminta restuku untuk menikahi kekasihnya? Tanpa sadar tanganku sudah meremas kuat sayur yang ada digenggamanku hingga rusak.

Aku menggeleng lemah, pemikiran barusan sungguh sangat menyakitkan. “A... Aku belum makan.” ucapku menunduk berusaha menahan gejolak dalam benak.

“Kalau begitu, ayo kita makan. selagi makanannya belum dingin.” Ajaknya lantas keluar dan mengambil kantongan dari ruang tengah tadi. “Gantilah baju, biar aku yang menyiapkan semua ini.” ucapnya lantas mengambil peralatan makan.

“Baiklah.” Sahutku dan bergegas memasuki kamar kami. Kami memang satu ranjang namun sampai detik ini kami belum melakukan hubungan suami istri. Aku meletakkan semua barang-barangku di samping ranjang dan mengganti pakaianku dengan pakaian rumah. Aku memasuki kamar mandi sebelum ke dapur untuk makan dengan suamiku. Membasuh wajah, menghilangkan segala risau lewat air basuh ini.

Ketika aku sudah memasuki dapur aroma wangi tercium dari makanan yang sudah di beli oleh suamiku. Aku melihatnya tampak bahagia. Apa karena wanita tadi siang itu? rasa sedih kembali menyeruak seolah ada ribuan nyengat yang menyengat dadaku, terasa perih juga menyesakkan. Ku paksakan berekpresi bahagia melihat semua tindakannya untuk saat ini.

“Hm... Ada apa? apa ada masalah di kantor?” tanyanya.

Aku menggeleng lantas tersenyum menanggapi pertanyaannya yang sarat akan kekhawatiran. Ah... andai saja itu benar-benar seperti apa yang ku lihat aku pasti adalah salah satu gadis paling bahagian di dunia ini.

“Kalau begitu ayo kita makan. tidak enak kalau sudah dingin.” Katanya. Aku pun segera duduk berhadapan dengannya.
Aku menatapnya, ingin sekali aku menanyakan tentang gadis itu. mereka tadi nampak sangat akrab dan terlihat suamiku yang jarang tersenyum jadi tertawa seperti tadi.

“Ada apa? kalau ingin bertanya, bertanyalah.” Tanyanya lantas menatapku.

“Ma... Maaf. Apa... Apa... Wanita yang bersamamu di cafĂ© itu adalah... Ke.. Kekasihmu?” Tanyaku takut-takut. Aku melihat rahangnya mengeras nampak tidak suka dengan pertanyaanku. Ada apa? Jadi benar perempuan tadi adalah kekasihnya? Aku pun menunduk tak kuasa melihat ekpresinya yang seperti itu.

“Hah..” Aku mendengar helaan nafas dari bibirnya. Kenapa? Aku mendongak menatapnya.

“Dia bukan siapa-siapaku. Jangan pikirkan apa yang dikatakan oleh karyawan lain. Kau adalah istriku tidak ada yang bisa menyangkalnya.”

Apa yang dia katakan tidak ada yang bisa menyangkalnya? Mungkin yang dia maksud tidak ada yang mempercayainya. Yah setidaknya walaupun jawabannya tidak memuaskanku, tapi cukup melegakan perasaanku.

“Aku sudah selesai.”

“Eh...” aku kaget mendapati bahwa dirinya telah selesai makan, padahal baru beberapa menit. Ku lirik piring makannya yang sudah kosong tak bersisa.

“Ada apa?” tanyanya melihatku bingung.

Aku menggeleng, malu dengan reaksiku barusan. “Tidak apa-apa.” untuk satu hari ini dia bertindak berbeda. Dia tidak lagi dingin menatapku, dia tidak lagi mengabaikanku, dan dia juga mengkhawatirkan aku. Ah.. semoga semua ini bertahan selamanya.

Aku pun juga sudah selesai makan, segera ku bersihkan piring-piring kotor lantas menuju ruang tengah tempat suamiku berada. Dengan perlahan aku duduk di sampingnya. Biasanya jika aku duduk di sampingnya dia akan menganggapku hanya angin dan tak memedulikan keberadaanku, kalau dia berubah maka akan ada yang terjadi antara kami.

“Kau sudah selesai? Bagaimana dengan pekerjaanmu di kantor apa ada yang sulit?” entah apa yang tengah merasuki suamiku sekarang hingga dialah yang menanyakan keadaanku terebih dahulu.

“Ha.. eh.. baik, hanya masalah kecil yang bisa dengan mudah ku urus.” Jawabku seperti orang bodoh.

“Oh... kemarilah.” Pintanya. Tanpa berfikir aku semakin mendekatinya dan tanpa ku duga dia lantas mendekapku. Astaga... apakah ini hanyalah mimpi Tuhan? Kalau begitu tolong jangan bangunkan aku. Biarlah aku tidur selama apapun asal dengan memimpikan suasana seperti ini dengan suamiku.

“Sebenarnya ada apa denganmu? Sedari tadi aku memperhatikanmu, kau nampak aneh hari ini?” tanyanya dengan khawatir. Sebenarnya yang seharusnya bertanya seperti ini aku atau dia? Sedari tadi ku perhatikan kelakuannya sangat berbeda, dia lebih perhatian.

“Ada apa? kenapa perlakuanmu berubah padaku? padahal biasanya kau itu sangat cuek padaku dan sekarang malah berubah. Kalau kau menginginkan sesuatu katakanlah. Aku akan berusaha menjalaninya.” Ucapku dengan nada sedih. Aku takut jika dia menginginkan untuk menikah lagi dengan kekasihnya.

“Apa benar kau ingin tahu apa yang ku inginkan selama ini?” tanyanya dengan nada menggoda. Astaga kenapa jantungku jadi berdetak lebih cepat.

Aku mengangguk seraya menatapnya. Dalam hati berdoa agar dia tidak meminta sesuatu yang aneh apalagi menikah lagi.
Dia mendekatkan bibirnya di telingaku, “Anak.” Bisiknya dan satu kata itu sukses membuat wajahku merona serta jantung yang semakin berdetak tak karuan.

Aku menunduk menyembunyikan rona merah ini dari dia.
.
.
.
.
TBC
Sign in
Mickey
17.07.16
Next : BAGIAN 4

Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com