BACA : BAGIAN 6
MY SECRET WEDDING © mickey miki
Rate: M
Genre: Romance & drama
WARNING: typo, alur kecepatan, ga⎯je dan lain-lain (suka-suka Mickey),
Story by
Mickey_Miki
.
.
SUMMARY
Walau awalnya tak saling mengenal dan memulainya bukan dengan tak saling mencintai?
Bisakah?
Apakah dalam sebuah perjodohan akan menghasilkan sebuah cinta?
Walau awalnya tak saling mengenal dan memulainya bukan dengan tak saling mencintai?
Bisakah?
.
.
.
.
.
.
.
Aku semakin gelisah menunggu kedatangan istriku. Aku tidak bisa tenang jika dia tidak segera ku lihat, tapi jika aku menyusulnya, kami tidak mungkin akan berpapasan dan lagi jika kami bertemu, alasan apa yang harus aku berikan padanya. Lagipula kenapa dia tidak sekali pun mengabariku jika dia akan terlambat pulang.
Hingga berselang satu jam terdengar suara mobil di depan pagar rumah. Sebuah taksi berhenti dan membuka menampilkan istriku yang sedari ku tunggu dengan cemas.
Dia masuk ke rumah, berjalan dengan langkah pelan sambil pandangannya menyusuri keadaan rumah karena gelap. Namun lama kuperhatikan, langkahnya malah seperti seorang pencuri yang ingin mencuri. Dia berjalan mengendap-endap berusaha tak menimbulkan bunyi pada tiap langkahnya.
Lampu dengan tiba-tiba kunyalakan dan tentu saja membuatnya terkejut dan hampir saja memekik namun cepat-cepat dia tahan.
"Dari mana saja kau, jam segini baru pulang?" tanyaku. Tatapanku dingin menatapnya. Jujur aku tidak ingin melakukan ini padanya, namun rasa khawatir yang kurasakan tidak bisa mengkompromi hal itu.
"Maaf, aku ketiduran di tempat latihan." Ucapnya sambil menunduk.
Aku menyerngit. Mungkinkah aku salah dengar dengan ucapannya barusan? Lagipula apa yang membuat dia sampai ketiduran di sana hingga jam segini? Segitu banyakkah pekerjaannya di kantor?
Namun tak ada suara yang bisa kuucapkan. Aku terlalu marah padanya.
Merasa tak ada lagi yang akan ku ucapkan, dia kembali melanjutkan langkah kakinya namun bukan kamar yang dia tuju melainkan dapur. Setelahnya dia kembali ke kamar namun dia keluar lagi. Aku hanya meliriknya dari tempat ku nonton dan sampai beberapa menit dia tak juga kembali.
Aku juga menyusulnya ke dapur dan berpura-pura untuk mengambil air mineral. "Kau sudah makan, Jo?" tanyanya saat dia melihatku menatap mie instan yang dia bawa.
Mungkin inilah kesempatanku untuk bisa berada dekat dengannya. Aku tidak menjawab dan mendudukkan bokongku pada kursi.
"Apa kau mau makan mie instan, Jo?"
Aku tidak menjawab. Pikiranku masih sibuk mencari cara untuk bisa semakin dekat dengannya, topik apa yang bisa kugunakan untuk menarik minatnya agar kami terlibat dalam suatu obrolan dan mungkin juga bisa saling terbuka.
Namun, bahkan setelah mie instan itu selesai dan sudah terhidang di hadapanku, tak ada satu pun ide yang terlintas dalam benak, otak encerku sangat sulit mencari solusi. Topik yang bahkan seharusnya dengan mudah ku dapatkan pergi meninggalkanku hingga menciptakan kesunyian.
Kami makan dalam diam. Aku tidak tahu kata apa yang baik untuk memulai obrolan dengannya. Semua kata yang berada di kepalaku entah sembunyi di mana dan membuatku seperti orang bisu yang hanya bisa menikmati mie instant itu.
Sangat miris, bukan?
Aku jadi ingin menjadi Bill konyol, yang tidak segan-segan menyalurkan apa yang ada di kepalanya dan membuat suasana jadi hangat, atau Rei si pemalas namun kadang kala bijak dan bisa membuka topik yang bisa membawa lawan bicaranya dalam obrolan santai. Atau juga Max. Dia juga tak akan segan-segan menyalurkan apa yang ada dikepalanya, walau terkadang tidak terkontrol dan malah menyebabkan lawan bicaranya biasa salah sangka dengannya. Tapi sepertinya menjadi Max bukan pilihan yang baik.
Sampai ketika makananku habis dan Zahya sudah membereskan piring-piring kotor, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku. Aku benar-benar merasa kesal pada diriku sendiri. Bagaimana bisa aku bisa semakin dengan istriku jika berada di dekatnya saja buat diriku tidak bisa berfikir dan tidak ada yang bisa ku lakukan untuk mengubah suasana itu.
END Jo POV
TBC
See U
Mickey 26.07.16
NEXT: BAGIAN 8
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
0 komentar:
Post a Comment