Fly with your imajination

Thursday, July 5, 2018

Sly Vs Tsundere [Sequel DRUNK 1/5]

Cerita ini adalah sequel, kalau belum baca cerita sebelumnya di sarankan klik ini

DRUNK
Sly Vs Tsundere © Mickey_Miki
Pair: Naruto dan Hinata
Rate: M
Disclaimer : NARUTO © MASASHI KISHIMOTO dan semua character yang ada di dalam cerita ini
WARNING: AU,OOC, typo, alur kecepatan, ga⎯je dan lain-lain (suka-suka Mickey),
.
.
SUMMARY
Tentang bagaimana kelicikan Naruto dan sifat Hinata yang Tsundere dipertemukan.
Naruto mendekatkan bibirnya di telinga Hinata dan berbisik pelan. “Aku benar-benar tidak sabar untuk merasakan kembali tubuhmu─” Bisikan itu sangat sensual penuh godaan di telinga Hinata dan membuatnya terbang melayang, membayangkan sesuatu yang erotis bersama laki-laki itu.
“Maaf, brengsek. Tapi aku tidak bisa dan aku tidak mau. Tidak akan pernah mau”
.
Bagian 1



.
Hinata tidak tahu harus senang atau malah sedih sekarang. Harta berharganya, kehormatannya, kesuciannya yang selalu dia jaga hilang dalam satu malam. Keperawanannya yang menjadi modal utama dirinya untuk sang suami kelak hilang direnggut oleh sang atasan, yang baiknya karena atasannya itu tidak melarikan diri dan bersedia untuk bertanggung jawab. Namun, entah mengapa Hinata malah merasa ada sedikit kejanggalan dari ini semua dan ia tidak tahu apa itu.

Dia benar-benar tidak ingat sama sekali kegiatan mereka waktu itu, namun ketelanjangannya di balik selimut ketika dia bangun dan melihat lelaki itu yang juga baru selesai mandi membuatnya mau tak mau menepis kejanggalan itu dan malah melayang memikirkan hal-hal gila, belum lagi dengan pengakuan dari atasannya itu yang membuatnya benar-benar malu sampai rasanya ingin menghilang saat itu juga.

Namun walau begitu, hinata malah tidak merasakan perasaan layaknya gadis yang kepolososannya baru saja direnggut. Dia tidak menangis, bersedih ataupun putus asa kala itu, dia hanya marah dan sedikit… kecewa.

Yah mungkin kecewa karena tidak merasakan saat-saat dirinya kehilangan kesuciannya. Ia kecewa karena tidak ingat dengan rasa nikmat yang katanya adalah surga dunia sampai ingin terus mengulangnya seperti tidak akan ada lagi hari esok— dan sering di banggakan oleh sahabat juga para wanita penggosip di kantornya. Ia kecewa karena tidak bisa melihat wajah penuh nikmat dari seorang Namikaze Naruto karena pelepasan oleh dirinya, wajah yang sering diagung-agungkan oleh para wanita yang menginginkan seorang pria dengan aroma jantan yang memikat untuk menghangati tempat tidurnya seperti Naruto. Ia kecewa…

Brengsek.

Ia kecewa, kenapa malah otaknya tidak bisa berhenti mengingat dan membayangkan wajah atasannya itu. Sepertinya ia benar-benar harus memeriksakan kepalanya ke rumah sakit atau langsung ke dokter bedah untuk mencuci otaknya agar pikiran kotor yang sudah ditulari oleh sahabat juga bos mesumnya itu hilang.

Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, mungkin seharusnya dia memang harus merasa senang atau setidaknya merasa bangga karena sudah tidur dengan atasan yang notabenenya adalah laki-laki tampan dan sukses sekaligus sangat digilai oleh banyak wanita. Yah seharusnya.

Tapi mengingat bagaimana sifat asli dari atasannya itu. Bagaimana tingkat kemesuman lelaki itu yang mungkin sudah masuk dalam taraf akut atau malah sudah berada pada level stadium akhir. Belum lagi sifat bossy dan menyebalkannya masih terlekat erat dalam diri laki-laki itu. Hinata malah sedikit menyesal sudah pernah mengaguminya dan menyukainya.

Hinata kembali mengingat beberapa hari setelah peristiwa mabuknya dan tidur bersama Naruto itu terjadi. Alih-alih memperlakukan hinata dengan lembut dan penuh kasih setelah kejadian beberapa malam— yang katanya sangat panas penuh dengan gairah yang membara, malah sama saja. Bahkan perlakuannya bertambah parah. Atasannya itu tidak akan tanggung-tanggung mengerjai hinata sampai gadis itu kelelahan dan berakhir di Bar bersama dengan teman-temannya— tapi untungnya setelah kejadian itu, kewaspadaan Hinata menigkat.

Hinata benar-benar mengutuk minuman merah yang sudah membuat dirinya berakhir di ranjang dengan atasannya itu dan ia bersumpah demi serangga-serangga imut milik Shino— teman sekolahnya dulu— jika dia tidak akan pernah lagi menyentuh minuman terkutuk itu. Cukup hari itu saja, hari tersial dalam hidupnya—atau malah hari beruntungnya?

Teman-teman hinata sendiri pun tidak ada yang terlalu ambil pusing dengan tingkah kekanakan Hinata yang selalu mendumel sendiri layaknya orang gila kehilangan boneka kesayangannya sehabis pulang kerja. Bagi mereka kelakuan Hinata itu sudah terlalu biasa. Apalagi alasannya kalau bukan karena atasannya yang kembali berulah. Naruto Uzumaki. Pria dingin yang anehnya banyak digilai wanita, entah apa yang mereka lihat dari laki-laki penyuka ramen itu─ Well, tapi teman-teman Hinata tidak termasuk ke dalamnya. Mereka juga punya target sendiri yang harus mereka dapatkan.

“Dasar laki-laki mesum, brengsek. Aku benar-benar ingin menghajarnya, memotong miliknya hingga….” Kata Hinata setelah keluar dari ruang atasannya. Sengaja tidak melanjutkan perkataannya, karena tidak ingin didengar oleh wanita-wanita satu devisinya. Kadang-kadang tembok pun punya telinga, kata hinata dalam hati. Setelah melihat beberapa lirikan tajam kearahnya.

Bukan rahasia lagi kalau sebenarnya Hinata sangat membenci Naruto— dibalik rasa sukanya, mungkin— yang selalu mem-bully-nya dan wanita-wanita bar-bar penggila Naruto itu malah ingin berada di posisinya. Well, Hinata sih tidak akan pernah keberatan dengan hal itu. Dia malah sangat bersemangat bertukaran— sebagai seseorang yang di-bully, tentu saja— jika ada yang mau mengajukan pada Naruto.

Tapi, mereka tidak ada yang berani. Mereka hanya secara terang-terangan menampakkan raut tidak sukanya juga delikan-delikan sinis untuknya yang sangat tidak ia pedulikan. ‘Hell, apa mereka buta atau mereka memang bodoh tidak bisa melihat situasi?’ Kata Hinata dalam hati. Ia tentu tidak akan pernah berani mengucapkan itu di hadapan mereka semua, bisa-bisa ia juga kena bully mereka.

Hinata berjalan kembali kemejanya. Laki-laki itu benar-benar menguras semua emosi juga tenaganya. Hinata sudah seperti OB di perusahaan ini─ ah tidak, tapi gadis itu seperti pembantu pribadi Naruto yang bisa disuruh-suruh apa saja, padahal dia salah satu karyawan yang punya kedudukan di kantor itu juga tingkat kesibukan yang sangat padat dan laki-laki itu malah menambah bebannya.

Dasar brengsek. Tidak bisakah laki-laki itu diam dan hanya mengerjakan pekerjaannya saja dan membiarkanku beristirahat barang sehari saja? Keluhnya dalam hati.

TREEEET

Hinata menggeram kesal ketika suara telepon di atas mejanya kembali berbunyi padahal dia baru saja duduk dan berniat mengistirahatkan tubuh lelahnya.

Dan tanpa di beritahu pun Hinata sudah tahu siapa orang brengsek di seberang sana yang sudah membunyikan telepon itu, siapa lagi kalau bukan si mesum brengsek, Naruto Uzumaki. Orang yang sudah membuat hari-harinya yang sempurna sukses berantakan.

Malas-malasan Hinata menekan tombol penerima itu. “Ya—”

“Hinata bawa laporan yang ku minta kau revisi ke ruanganku sekarang!”

Sial

“Baik─”

Pip

“Lah...”

Sial sial sial



TBC

Mickey139


Klik ini untuk lanjut baca BAGIAN 2
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com