Fly with your imajination

Tuesday, July 24, 2018

Sly Vs Tsundere [Sequel DRUNK 5/5 END]


Sebelumnya

Sly Vs Tsundere © Mickey_Miki
Pair: Naruto dan Hinata
Rate: M
Disclaimer : NARUTO © MASASHI KISHIMOTO dan semua character yang ada di dalam cerita ini
WARNING: AU,OOC, typo, alur kecepatan, ga⎯je dan lain-lain (suka-suka Mickey),
.
.
SUMMARY
Tentang bagaimana kelicikan Naruto dan sifat Hinata yang Tsundere dipertemukan.
Naruto mendekatkan bibirnya di telinga Hinata dan berbisik pelan. “Aku benar-benar tidak sabar untuk merasakan kembali tubuhmu─” Bisikan itu sangat sensual penuh godaan di telinga Hinata dan membuatnya terbang melayang, membayangkan sesuatu yang erotis bersama laki-laki itu.
“Maaf, brengsek. Tapi aku tidak bisa dan aku tidak mau. Tidak akan pernah mau”

WARNING
UNTUK ANAK DI BAWAH UMUR DILARANG MENDEKAT, MEMBACA APALAGI MENCONTEKNYA.
DILARANG KERAS MENGKOPI PASTE DAN MEREPOSNYA DI TERMPAT LAIN.
.
Bagian 4
...



Hinata bangun ketika merasakan kehangatan dari rasa nyaman yang asing─ perasaan yang sudah lama tidak ia alami lagi selama bertahun-tahun sebelum ia pisah ranjang dengan kedua orang tuanya.

Lalu ia merasakan lagi sebuah kecupan lembut di kelopak matanya seperti ada orang yang menyapukan bibir ke bulu matanya. Kemudian satu tangan yang hangat dan kuat membelai rambutnya.

Eh, tunggu. Sepertinya ia pernah merasakan ini sebelumnya, bukan berasal dari keluarganya dan lagi bau tidak asing yang membuatnya tergoda untuk terus menciumnya hanya satu orang yang memilikinya.

Naruto!

Hinata langsung menegakkan badan sehingga kepelanya membentur Naruto. Ia mendengar desisan kesakitan pria itu. Menggosok-gosok dahi, ia membuka mata dan melihat Naruto mengerutkan dahi dengan garang kepadanya

“Apa yang kau lakukan?” ujar Hinata, duduk tegak.

“Kenapa kau ada di kamarku? Kau ingin memperkosaku lagi, hah?”

Naruto tidak memedulikan perkataan Hinata. ia malah memeriksa giginya yang baru saja terbentur dengan dahi Hinata. “Dasar mesum, bajingan, seharusnya kau malu dengan apa yang kau lakukan. Kau─”

“Apa maksudmu, Hinata?”

“Kau tahu apa maksudku, Brengsek.”

Naruto menaikkan sebelah alisnya. Heran dengan sikap Hinata yang masih menganggapnya sama seperti sebelum pernikahan mereka. “Jangan bilang kalau kau lupa jika kita ini sudah jadi sepasang suami-istri. Tega sekali kau.”

“Eh,” Hinata terdiam. Kembali mengingat apa yang sudah mereka lakukan kemarin. Jadi... jadi sekarang ia benar-benar sudah menjadi nyonya Uzumaki? Istri dari seorang Naruto Uzumaki? Oh, astaga... jadi semua mimpi buruk itu bukanlah mimpi, tetapi benar-benar ia alami. Sial.

Ia melirik lelaki itu yang tengah memeriksa dirinya. Ia jadi sedikit merasa bersalah karenanya.. Ah, tidak. Hinata menyela batinnya sendiri. Mana mungkin. Dia malah ingin merontokkan semua gigi mesum laki-laki itu agar ia tidak bisa lagi mendengar kata-kata godaan dari bibir miliknya.

“Ah, sudahlah.” Tandas Hinata, mengalihkan perhatiannya dari pikiran itu, “Aku mau masak. Kau mau sarapan apa?”

Tetapi Naruto tidak mengacuhkan pertanyaan Hinata. Pandangannya malah tertuju pada lekukan V rendah baju tidur Hinata. Melihat sesuatu yang tercetak jelas di baliknya dan membuat sesuatu yang berusaha dia tidurkan kembali terbangun.

Hinata mengikuti arah pandang Naruto, dan bersumpah ia sangat-sangat merasa malu. Ia sadar jika caranya duduk membuat pria itu bisa melihat leluasa hingga ke pakaian dalam winnie the poh pink-nya yang memalukan.

Hinata berniat pergi secepatnya agar si mesum itu tidak semakin mempermalukan dirinya. Namun, sebelum itu terjadi Naruto sudah menarik Hinata ke tubuhnya dan menuntut bibir gadis itu.

Ah... Masa bodoh dengan amukan Hinata nanti. Naruto sudah cukup bersabar semalam. Tidur dengan wanita yang paling ia inginkan tanpa melakukan apapun benar-benar membuatnya frustasi.

“Mmmmph..”

Hinata mengerang nikmat. Entah kenapa, tidak ada penolakan yang dia lakukan dan ini benar-benar membuat Naruto sangat bahagia. Benar-benar BAHAGIA. Sekali lagi BAHAGIA. Ini adalah kali kedua Hinata tidak menolaknya dan malah menikmati permainannya.

Naruto semakin berada di atas angin, ketika Hinata seolah memberikan izinnya. Lidahnya melakukan perbuatan-perbuatan yang paling nakal kepada lidah Hinata. membelitnya dan mengajaknya bermain bersama.

Naruto mengeratkan pelukannya, membuat ribuan lidah api berkobar di sekujur tubuh Hinata, membakarnya, menghangatkannya dengan gairah yang selalu berusaha ia tolak, lalu berkumpul di zona tengah-tengah pahanya yang meleleh, dimana ia mendambakan Naruto.

Damn.

Sekarang kau tahukan, Naruto memang tidak bisa ditolak. Ujar sisi jalangnya.

Bibir Naruto meninggalkan bibirnya, lalu menggerakkan lidah di kulitnya, meninggalkan jejak panas hingga ke lehernya di mana Naruto membuat lingkaran-lingkaran di atas tulang selangkanya, daun telinganya, lehernya.

Naruto benar-benar mengetahui setiap zona erotis pada tubuh seorang perempuan dan sialnya ia tergoda, ia tidak bisa menolaknya dan ia menginginkan lebih dari pria itu. Lidah dan tangan pria itu terlalu handal untuk memijat semua zona tersebut demi kenikmatan maksimumnya dan Hinata benar-benar menginginkan lebih. Apa ini yang dimaksud oleh Naruto? Dia yang akan membuatnya merengek untuk memintanya melakukan seperti yang diinginkan pria itu.

Tidak. Ia tidak akan melakukan itu. Harga dirinya tidak membiarkannya. Apa kau bodoh. Kau ingin menyiksa dirimu lebih lama lagi? Sisi jalangnya tidak membiarkan niat Hinata.

Naruto menghembuskan napas dengan lembut di telinga Hinata, mengirimkan gelombang-gelombang sensasi ke sekujur tubuhnya, dan begitu Naruto membelai bagian dalam telinganya dengan lidah, tubuhnya langsung gemetar. Ia bisa merasakan kejantanan Naruto sekalipun di balik piyama laki-laki itu. Membuatnya mengerang dengan suara lirih.

Shit. Hinata tidak bisa lagi menahannya. Otaknya sudah tidak bisa berpikir, sisi jalangnya sudah menguasai dirinya sepenuhnya. Disuruh berhenti pun ia tidak akan mampu, karena semua kata-katanya akan berubah jadi sebuah erangan. Dan sialnya lagi ia ingin kenikmatan yang dijanjikan oleh laki-laki itu. sekarang dan detik ini juga.

“Naruto,” erang Hinata lagi, ia benar-benar sudah dikalahkan telak oleh sisi jalangnya bahkan suaranya sendiri pun tidak bisa ia kenali.

Naruto menggulingkan Hinata, menarik baju tidur Hinata ke atas.

“Ka....kau harus berhentih,” tukas Hinata pada Naruto, suaranya terdengar lemah disertai dengan erangan kenikmatan yang tidak bisa ia sembunyikan.

“Menghentikan apa?” Tanya Naruto. “ini?” Lidahnya berputar-putar di sekeliling payudara Hinata.

Hinata mendesis saking nikmatnya. Berbagai sensai menjalar di sekujur tubuhnya seperti bara api merah, membakar setiap jengkal dirinya.

“Atau ini.” Naruto menggerakkan sebelah tangannya ke balik celana dalam Hinata.

Jari kaki Hinata benar-benar menekuk sebagai respon atas tangan Naruto yang berada di tengah-tengah pahanya sementara punggungnya melengkung. Oh, pria ini memang mesum luar biasa!

Naruto membuat Hinata terbakar luar-dalam sebelum ia akhirnya memasukkan dua jarinya dalam ke tubuh wanita itu.

“Oh...” Erang Hinata, kepalanya tersentak ke belakang karena intensitas dari kenikmatan itu.
Hinata berpegangan kepada Naruto ketika jemari dan lidah pria itu meneruskan serangan kenikmatan tanpa ampun itu. Pengendalian diri Hinata lenyap, tanpa malu-malu ia menggesekkan tubuhnya ke tubuh Naruto, semakin mencari-cari hawa panas Naruto, sentuhan Naruto.

Naruto memejamkan mata, menikmati aroma tubuh Hinata di bawahnya, rasa yang ditimbulkan oleh pelukan wanita itu di tubuhnya.

Hinata miliknya. Ia bisa merasakan Hinata gemetar dan berdenyut di sekeliling tangannya sementara tubuh wanita itu menggelinjang karena belaiannya.

Kapan pun, Hinata bisa mencapai klimaks.

Dan Hinata sudah sangat siap untuknya.

Naruto merobek secarik kain tipis pada pinggul Hinata yang menghalangi aksennya menuju tubuh Hinata yang ingin sekali ia jelajahi lebih jauh.

Dan lebih lama.

Hinata mendengar suara kain yang sobek, tetapi ia tidak sanggup menghentikan Naruto. Tekadnya sudah ditelan habis oleh berbagai sensasi yang begitu dahsyat sehingga yang ia inginkan hanyalah pelepasan.

Ia harus memperoleh pelepasannya!

Mengulurkan tangan ke atas, Hinata membenamkannya di rambut Naruto, tidak mau pria itu meninggalkannya barang sedetikpun.

Naruto menendang celananya sampai lepas dan membuka paha Hinata lebar-lebar.

Dengan tubuh yang meledak-ledak bagaikan api murni. Hinata menahan napas ketika Naruto hendak memasukinya. Ia mengangkat pinggulnya berpegagan ke bahu bidang Naruto, menginginkan Naruto ingin memasuki tubuhnya dengan keputusasaan yang tidak dapat dipercaya.


Tiba-tiba telepon berdering

Mensyukuri interupsi itu, Hinata bersusah payah menyingkir dari bawah tubuh Naruto, kakinya gemetar, sekujur tubuhnya terbakar. Hampir saja. Namun ia juga besyukur atas interuspi itu. dan juga sangat kecewa karena belum mendapatkan pelepasan.

Sementara di sisi lain, pria kuning itu terus mengumpati lawan bicaranya.

“Sialan kau Kiba. Bisa-bisanya kau mengganggu waktu berhargaku. Jika kita bertemu, aku bersumpah akan membuat milikmu tidak akan bisa kau gunakan selama sebulan, brengsek.”

Dan setelah menutup teleponnya. Naruto tidak menemukan Hinata di dalam kamar mereka. Sialan, kau kiba. Kau membuatku harus menahannya lebih lama lagi. Makinya dalam hati memperhatikan miliknya yang masih tegang di bawah sana. Ah.. Sepertinya Naruto harus melampiaskannya dengan cara lain.

Setelahnya, hanya terdengar desahan lirih yang berasal dari kamar mandi, tempat yang baru saja Naruto masuki.

END.

a/n : Udah gitu doang. Sorry, gak ada yang lebih panas lagi dari itu, oke. Dan jangan banyak menuntut. *Bug* di gebukin ama reader >,<. Dan untuk abang Naruto-ku tersayang, maafkan adinda mu ini yang lagi-lagi membuatmu tersiksa seperti itu :p BTW, FFN ini sengaja tidak ku satukan dengan yang DRUNK *MAAF atas statusnya yang membingungkan* karena agak gak nyambung (mungkin =.=), lagi pula mungkin juga aku bakal buat sequel-sequel FFN ini yang lain. Ingat yah, MUNGKIN dan TIDAK PASTI. Yah tergantung dengan mood juga sih dan waktu. Oh iya, kalau kalian belum baca DRUNK buka di My story Mickey cari yang judulnya DRUNK *sekalian promosi >,

Eh, aku mau buka rahasia nih. Sebenarnya aku adalah orang yang paling gak bisa nulis lemon (yang implisit maupun eksplisit) jadi yah aku contek punya orang. Ingat yah CONTEK bukan PLAGIAT dan termasuk ceritaku ini. Lagian aku juga harus mengubah dan menyesuaikan gaya bahasa dan tulisannya ke dalam tulisanku juga tema dan alur milikku sendiri *yah, walau agak amburadul sih hasilnya XD*. Sebenarnya pernah buat dan hasilnya PARAH (FFN ku yang judulnya STALKER) jadi saranku, kalau kalian mau buat tulisan terus susah buat tuliskan alurnya, kalian bisa membaca cerita/buku orang lain, tapi diconteknya jangan semua. Cukup beberapa paragraf hingga kalian bisa melanjutkan cerita kalian sendiri dan ubahlah gaya tulisannya seperti gaya tulisan kalian sendiri.

Ah, sudahlah. Sekian dan terima kasih *Ucapan dalam gaya formal*

BTW, terima kasih buat

Hitampanjang

Melanie535

Diinda16

Aris.termenung

Endah442

freeX92 : (Hahaha iya aku juga gak rela Hinata digituin ma laki-laki mesum. :p, terima kasih atas dukunganmu :D)

Reichan Hiyukeitashi : (Naruto mah emang kayak gitu dari dulu. Supeeer duupeeeer Licik XD tapi aku suka dengan gaya liciknya :p)

Baka Vie-chan

AnRe : (Bukan gila An, dia mah licik :D)

Fishimi Yuuna

Me Yuki Hina : (Uh, yah aku setuju. Eh, tambahin dia mah Liiiiciiik banget...nget...nget... :D)

Vicagalli : (um..um.. *angguk kepala* iya, dia pemaksa, tapi aku suka. Hahaha... pemaksa buat dapat sesuatu yang disuka gak papa, kan? Hehehe... :-D, tapi aku sendiri juga gak suka dipaksa *kalau memaksa, sering :p*)

Akane.uzumaki.faris : (Nah, ini dia malam pertama mereka. kwkwkw... aku kasihan sama Naruto digituin sama Hinata. tapi yah gak apa-apa, dikit dikasi pelajaran :3)

Anna Renatana

Srisavers28 : (Yah, namanya juga licik. Naruto mah kayak gitu orangnya. *dilempar sandal ma Naruto*)

Lawo3

Anishl

Azzahrah2002

Uzumakisrhy

Guest

Yuuki0

Aizen

Ahra

Hime

Fans kamuuu

Lililala2499 : (aku juga punya akun di WATY, pen name nya juga sama @mickey139 tapi masih baru :D follow aku, yah *sekalian cari teman* hahaha)

Yhana uzumaki : (Oke, ini aku udah lanjut. Terima kasih atas dukungannya :D)

Guest : (ini bukan TBC tapi END, maaf :( tapi jangan khawatir, mungkin aku bakal buat sequel yang lain kalau kamu suka. Aku gak janji sih tapi bakal aku usahakan *jangan terlalu berharap, yah :3. Ini juga aku buat sudah lama tiga hari pas sudah posting DRUNK, tapi yah baru sekarang di publish. Waktu dan mood kadang gak bisa berkompromi XD kan gak mungkin langsung dipublish tanpa di edit, lagian alurnya juga harus dipikirkan banyak-banyak *curhat* ~abaikan :D)

Aoi doi : (iya, mereka nikah. Cuman yah gitu, pake maksa si Naruto nya :D)

Azhar : (ini azhar yang sama kah dengan yang lain? Tapi makasih yah, hehehe... iya si Hinata-nya jadi liar. Oh, iya makasih sudah diingatkan. Aku juga baru lihat pas kamu bilang begitu dan untuk FFN ini, bahasanya memang agak gak baku, sengaja sih sebenarnya, supaya lebih santai dibaca *itu mah pendapatku, sih :3*. Eh, tapi maaf, aku gak berniat buat FFN ini multichapter cuman Oneshot doang :D)

Durarawr

Rakha : (Aduh Rakha, itu mah terlalu kejauhan. Kalau nikah ma punya anak kan sudah ada di animenya :3 . Kalau disini cukup mereka nikah dan malam pertama *walau agak menyedihkan bagi Naruto :D*, kalau anak, cucu, sampai cicit belum bisa :p)

Kurama no yokay : (bukan tamat tapi selesai :p)

Vs

Vero : (Terima kasih atas kesetiaanmu menunggu FFN Hinata :’( aku terharu. Kalau urusanku sudah selesai, aku bakal usahakan buat meneruskannya. *dengan tatapan semangat penuh*)
Ucullious

Rochim

Saki’s

Himeka Senju

K I ller

Ana

otomspartaX97

Terima kasih juga buat yang sudah membaca tapi gak mereview, memfav. Ataupun mengalert nya.

Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com