Fly with your imajination

Friday, August 10, 2018

Wattpad - Tips Menulis

TIPS MENULIS CERITA


Biasanya untuk pertama menulis atau seorang penulis pemula akan kebingungan harus mulai darimana untuk menulis padahal ide ceritanya sudah menggempul di kepala dan ingin sekali dikeluarkan. Nah itu memang masalah yang biasa dihadapi oleh penulis. Untuk itu, di sini saya sudah menyiapkan beberapa tips untuk kalian yang ingin belajar menulis.

1. CORET-CORET

Sebagai penulis pemula, sebaiknya membuat corat-coret kasar sebagai pegangan awal untuk pengembangan cerita (membuat kerangka cerita), seperti halnya membangun sebuah rumah, pasti dibutuhkan kerangka awal, namun ini tidak seperti sebuah pondasi. Karena kerangka ini berisi,
1. Masalah : apa yang dialami oleh tokohmu
2. Bagaimana kejadiannya (Awal mula dan kenapa hal tersebut bisa terjadi)
3. Tempat dan waktu kejadiannya.
4. Bagaimana tokohmu bisa menyelesaikan masalahnya.
5. Ending (Kisah akhir tokohmu bagaimana. Apakah akan berakhir bahagia atau malah sebaliknya/sad ending). Penentuannya tergantung dari kalian.

Kerangka awal ini bisa dari kisah nyata atau berdasarkan fiksi hasil pandangan kalian tentang sesuatu. Biasanya ide itu akan muncul dengan sendirinya ketika kalian mengalami atau melihat peristiwa tersebut. Tapi, tentu saja tidak semua peristiwa itu bisa kalian masukkan ke dalam cerita kalian. Kalian harus memilahnya.

AN : Kalau saya sendiri sih biasanya membawa buku note kecil. Jadi kalau ada hal yang menarik, saya bias langsung menulisnya.

2. DISIPLIN

Kalian harus disiplin untuk menulis. Buat diri kalian untuk menulis di tiap kesempatan yang kalian punya. Hal ini agar kemampuan menulis kalian bisa meningkat. Kalian bisa membuat sebuah diary atau catatan kecil tentang perasaan kalian. Nah dari catatan kecil itu, kalian bisa membuat cerita pendek. Misal, ketika kalian sedang santai-santainya di belakang rumah, lalu kalian melihat kucing hitam dengan warna bulu unik dan jarang berusaha menangkap belalang di pekarangan rumah kalian.

Contoh.

Mode diary,
Dir, tadi aku lihat kucing. Kucingnya lucu. Warnanya kayak siang dan malam. Sayangnya dia bodoh karena ingin memakan belalang. Padahal dia bisa meminta cemilanku.
Saya gak tahu menulis diary yang sesungguhnya, karena aku belum pernah menulisnya. ;(

Mode Cerpen,
Hari yang cerah untuk menikmati waktu santai. Sebungkus biscuit dan coklat panas sudah siap disantap oleh Jingga di teras belakang rumahnya. Sambil membaca komik kegemarannya, gadis berambut sebahu itu juga menikmati music yang berasal dari earphone yang tergantung di kedua telinganya. Lalu tiba-tiba pandangannya beralih pada kucing hitam putih yang sedari tadi berusaha menangkap belalang kecil yang terus-terusan melompat untuk menjauhi si kucing.

Kucing itu sangat lucu.

3. PEMBUATAN AWAL CERITA

Untuk pembukaan sendiri, biasanya di sinilah letak permasalahan bagi beberapa penulis. Untuk langkah pertama, mungkin kalian bisa mengikuti beberapa tulisan dari beberapa Author ini.

1) Perkenalkan tokoh yang akan mengalami peristiwa dalam cerita. Perkenalan ini biasanya dibuat dalam bentuk deskripsi fisik ataupun mental sang tokoh, baik dalam bentuk uraian langsung, maupun dalam bentuk monolog ataupun dialog sang tokoh dengan tokoh lain.

Contoh :
Aku penguntit. Penguntit yang lihai.
Hmmm, tepatnya, aku dulu penguntit. Sudah cukup lama memang. Meski begitu, berat rasanya mengakui kau mengekor, mengumpat, menguping, mengintai, memata-matai, mengenda-endap, dan menyogok atas nama cinta.

2) Gambarkan lingkungan alam tempat tokoh berada. Kalian bisa saja memulai cara ini dengan deskripsi cuaca, kegiatan manusia/hewan, dan sebagainya.

Contoh :
Pada pagi pertama di rumah baruku, aku terbangun karena aroma cat baru yang menyengat dan penuh harapan, serta detak riang bunyi radiator di Maret yang dingin. Anjing tetangga sebelah memulai aktivitasnya menggonggongi tukang korang yang singgah di rumah majikannya.

3) Penempatan satu peristiwa tertentu yang kalian anggap kuat atau penting dalam cerita tersebut.

Contoh :
Langkah berikutnya dalam rencana mendapatkan Joe adalah perombakan menyeluruh. Tujuannya dua : pertama, yang pasti, agar aku lebih menarik di mata Joe ; dan ke dua, membautku tampak lebih profersional di klinik.

4. PENGGUNAAN BAHASA SEDERHANA

Untuk penulis pemula, sebaiknya tidak menggunakan bahasa yang berbelit-belit karena bisa saja kalian malah terjebak dengan tulisan kalian dan membuat kalian malas untuk melanjutkannya. Atau gunakanlah bahasa yang biasa kalian gunakan sehari-hari. Itu lebih baik. Kebanyakan penulis melakukan hal itu karena hal itu memudahkan mereka dalam melanjutkan ceritanya. Ide-ide juga dengan mudah terurai.

Tapi, masing-masing orang memiliki caranya untuk menulis. Itu semua tergantung bagaimana kalian nyaman dalam menulis. Tidak perlu mengikuti gaya bahasa orang lain. Gaya bahasa kalian akan tercipta dengan sendirinya. Dan ingat, kalian harus rutin dalam menulis agar ide kalian agar tidak hilang.

5. BERIKAN EFEK/PLOT YANG BAIK

Kebanyakan penulis dinilai tulisannya adalah dari awal cerita mereka. Orang bisa terus-terusan membaca cerita mereka karena karangan awal yang mereka suguhkan dalam cerita. Caranya adalah memberikan efek telak yang bisa mengunggah rasa penasaran mereka. Urutlah peristiwa cerita kalian dengan memberikan efek. Kalian bisa memulainya dengan pengenalan tokoh atau lingkungan alam tempat tokoh berada lalu dilanjutkan dengan peristiwa lain secara kronologis (urut waktu kejadian). Kalian bisa menggunakan alur maju. Sebaliknya, bila kalian memulai dengan peristiwa tertentu yang menjadi klimaks, kalian bisa melanjutkan dengan penjelasan sebab-musabab terjadinya hal itu melalui sistem sorot balik, flashback, atau menggunakan alur mundur.

Ingat, sebagai sebuah refleksi realitas keseharian, usahakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh berlangsung dalam suatu urut waktu ataupun sebab akibat. Gunakan juga dialog ataupun monolog dalam paragraf-paragraf tulisan kalian untuk membantu menjelaskan mengapa peristiwa atau hal tertentu terjadi dan bagaimana reaksi tokoh utama atau tokoh lain terhadap peristiwa tersebut. Ingat, dialog ataupun monolog akan sangat membantu dalam memperkenalkan dan mengembangkan watak tokoh dalam cerita sehingga mirip dengan realitas keseharian. Usahakan agar kalian tidak mengurut peristiwa atau memperkenalkan tokoh kalian dalam bentuk singkat kata atau singkat cerita.
(bodhi.akar/Kaskus)

Dan berlatihlah menyusun paragraf dengan baik. Kapan kalian menyajikan paragraf panjang dan kapan harus menyajikan paragraf pendek. Karena hal ini juga bisa menjadi penyebab kebosanan orang lain dalam membaca cerita kalian.


6. SUDUT PANDANG (POV)

Ada beberapa sudut pandang yang bisa kalian gunakan.
1. Sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama
Artinya kalian harus menempatkan posisi kalian untuk menjadi tokoh yang kalian buat dalam cerita kalian. Penggunaa kata 'Aku', 'Saya' dsb sebagai orang pertama akan lebih banyak digunakan dalam hal ini.

Contoh :
Dua bulan lalu, aku baru saja terlepas dari belenggu derita menyedihkan. Bukan belenggu seperti di sinetron lebay atau film drama boliwood yang disukai oleh ibu, melainkan label yang selalu diterima oleh mantan mahasiswa yang baru saja lulus kuliah. Yah apalagi kalau bukan PENGANGGURAN
WATTPAD

2. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan
artinya dalam sudut pandang ini seolah-olah si tokoh utama yang bercerita, akan tetapi posisinya dalam cerita bukanlah sebagai tokoh utama.

Contohnya:
Hari itu pertama kali aku melihatmu. Kali pertama aku merasakan hujan di kota ini. Kau berjalan di trotoar dengan memakai sepatu boots coklat dan payung berwarna pink. Langkahmu anggun bagai seorang putri kerajaan, menghasilkan percikan air akibat sepatu bootsmu yang menapaki genangan air kecil.

3. Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Artinya dalam hal ini kalian sebagai penulis harus bisa mendeskripsikan apa yang dialami si tokoh, hal-hal yang ada di sana, seperti keadaan, cuaca, suasana hati si tokoh.

Contohnya :
Hampir setengah hari dia berjalan dan sekarang tubuhnya sudah lelelahan. Kakinya terasa kebas dan tak mampu lagi berjalan. Perutnya sedari tadi meraung-raung minta diisi. Tenggorokannya bahkan sudah kering, karena sejak bangun tadi, tak sekali pun ia minum air. Valeria kemudian mencari tempat untuk beristirahat. memilih tempat yang dirasanya aman.

4. Sudut pandang orang ketiga pengamat
Dalam sudut pandang ini maksudnya kata “dia” sangat terbatas. Penulis cerita menggambarkan apa yang dilihat, didengar, yang dialami dan yang dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita, akan tetapi hal tersebut sangat terbatas hanya pada seorang tokoh saja. Tokoh yang ada dalam cerita mungkin cukup banyak tetapi mereka tidak diberikan kesempatan yang lebih untuk menunjukan sosok yang sebenarnya, jadi hanya tokoh utama saja yang menunjukan sosok yang sebenarnya.

Contoh :
Di atas puncak Valeria bisa melihat hutan itu seakan tidak memiliki ujung. Hanya ada pepohonan yang sebagiannya berwarna hitam seolah habis terbakar dengan asap yang keluar dari beberapa tempat. Tidak ada rumah yang biasa ditempati tinggal, bahkan manusia pun tidak ada. Dan satu pemikiran yang muncul di benak Valeria. Hutan itu tidak membiarkan cahaya dari matahari untuk meneranginya, hanya tertutupi oleh awan kelabu yang bergulung di atas hutan. Seolah melarang matahari untuk memberikan sinarnya, (Skulduggery Pleasant)

Jujur, aku sebenarnya tidak terlalu mengetahui perbedaan antara Sudut pandang yang ketiga dan keempat. Itu terlihat sama.

A/N : Posisikan diri kalian sebagai pembaca, amati apa yang kalian baca, rasakan, dan komentari apa yang sudah kalian tulis. Itu bisa membantu cerita kalian. Karena kadang-kadang, dalam cerita-cerita yang telah terpublikasikan, pelapor atau komentator menjadi orang yang mahatahu. Ia tahu juga apa yang dirasakan, dipikirkan, dan yang terbersit dalam hati tokoh.


sumber gambar : Pinterest


7. ISTIRAHAT

Kalau kalian kehabisan kata, beristirahatlah. Kalau masih sanggup, lanjutkan. Gunakan waktu kalian untuk mengistirahatkan diri. Kadang-kadang di waktu istirahat itu ada kalanya, kalian akan mendapatkan ide-ide baru untuk kelanjutan cerita kalian. Jadi, istirahat itu juga penting.


8. KONFLIK

Cerita tanpa konflik, seperti nasi tanpa lauk. Flat atau datar. Cerita tanpa konflik tidak akan menimbulkan rasa penasaran orang lain. Dan sangat kecil kemungkinannya orang akan membaca kelanjutan cerita tersebut. Usahakan dalam membuat sebuah cerita, hal yang pertama kalian lakukan adalah tentukan dulu ide konfliknya baru kemudian penyelesaiannya.

Kalian juga harus menguraikan jalan cerita kalian hingga terjalin peristiwa yang akan menghasilkan sebuah konflik. Konflik dalam cerita dapat berupa konflik antara tokoh dengan tokoh lain, konflik antara tokoh dengan dirinya sendiri, dan konflik antara tokoh dengan alam atau lingkungan. Hal ini perlu karena kekuatan sebuah cerita sangat bergantung pada konflik yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Konfliklah yang membuat pembaca menjadi hanyut, larut, penasaran ingin tahu kelanjutan, dan menghembus napas lega ataupun menangis pada akhir cerita.


9. ENDING

Nah, kalau kalian merasa cerita kalian sudah selesai, baik rangkaian peristiwa atau pun penyelesaian konfliknya sudah mencapai titik akhir, barulah kalian bisa menutup cerita kalian. Tapi ingat, cerita yang baik adalah cerita yang tidak berbelit-belit, jadi setelah konfliknya sudah selesai jangan bernafsu untuk menambah peristiwa-peristiwa lain yang bertele-tele.

Buat saja separagraf atau beberapa paragraf penutup. Isinya sendiri bisa tentang bagaimana keberhasilan tokohmu menyelesaikan konflik yang dihadapinya (happy ending) atau tentang penyesalan tokohmu tentang perbuatannya (sad ending). Atau, kalian juga bisa membuat tokoh kalian mati pada akhir cerita (Ini benar-benar sad ending). Kalau tidak bisa memilih, biarkan saja cerita kalian menggantung, tanpa penyelesaian, biarkan saja pembaca menjadi penasaran dan menyelesaikan sendiri cerita tersebut dan kalian akan mendapatkan hujatan dari pembaca yang menginginkan akhir. Hahaha…!!


A/N : Kalau sudah selesai. Bisa kalian mempostinya. Siapkan mental untuk mendapatkan kritikan pedas dari para pembaca. Sekali lagi saya katakan, pembaca adalah mereka yang bisa menjadi seorang maha tahu. Jadi kalau ada komentar yang tidak sesuai, terima dan pelajari. Kalian bisa membuat beberapa pertanyaan untuk diri sendiri tentang karya kalian dan berusaha menyampaikannya, seperti :

1) apakah judul dan jalan cerita yang kubuat sudah cocok?

2) apakah pokok masalah yang ingin kusampaikan sudah tersampaikan?

3) apakah konfliknya sudah cocok dengan tema ceritaku?

4) apakah sifat tokoh yang kupilih cocok untuk tema ceritaku?

5) apakah tokoh dan peristiwa dalam cerita mirip dengan realitas sehari-hari?

6) apakah kata atau bahasa yang kugunakan dalam cerita ini memikat, mudah dipahami oleh pembaca?

7) apakah, apakah, apakah, apakah?*

Jangan bosan-bosan membuat pertanyaan seperti itu karena itu bisa membantu pengembangan cerita kalian.

Dan yang lebih penting, banyak-banyaklah membaca. Orang bilang, "penulis yang baik adalah (juga) pembaca yang baik". Kalau ingin jadi penulis yang hebat, kalian mesti banyak-banyak membaca karya penulis yang hebat lainnya. Lihatlah bagaimana penulis tersebut mengemas peristiwa tertentu dalam ceritanya. Lihat juga diksi/kata-kata yang digunakan, kalimatnya, dan sebagainya, kalian juga boleh mencontoh hal yang kalian anggap kuat. Tapi, mencontoh di sini, bukan berarti kalian bisa menjiplak cerita orang lain yang kalian sukai. Sekali pun hanya satu paragraf kecil.

Yah, mungkin hanya itu saja yang bisa saya sampaikan. Kalau ada kekurangan silahkan lanjutkan dikomentar...
Mickey139


Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com