Fly with your imajination

Saturday, October 31, 2020

THE MERMAID - DUA

 Sangat dianjurkan memberi saran dan kritik.

Terima kasih 😊.

SEBELUMNYA CH LENGKAP SELANJUTNYA



THE MERMAID
WARNING: AU, OOC, OC (sedikit) typo (mungkin banyak), alur GaJe, (masih perlu banyak belajar)
@mickey139

Mohon maaf jika ada kesamaan ide cerita

DLDR

enjoy :)




***

BAGIAN 2

"Drea!"

Suara Dolpin menggema di kepalanya, nada yang cukup menjelaskan bahwa bahaya tengah menghampiri. Tubuh Adrea refleks mengambil kuda-kuda. Bersiaga. Matanya awas menjelajah dengan konsentrasi tinggi pada gelombang di sekitarnya.

“Manusia datang!” sekali lagi Dolpin bersuara di kepalanya.

“Di mana mereka?”

Posisi Adrea tidak berubah. Ekornya bergerak begitu pula tubuhnya. Mencari arah datang para manusia itu.

"Mereka berpencar. Tiga orang mengarah padamu."

Kening Adrea mengerut, dia tidak merasakan gelombang aneh apapun yang datang ke arahnya.

"Tapi, aku tidak merasakan apa-apa." sahutnya. Namun, konsentrasinya tidak goyah. Adrea tetap bersiaga di tempatnya dan semakin memfokuskan inderanya untuk merasakan gelombang aneh dari makhluk asing.

"Mereka diselubungi balon air. Aku tidak tahu itu apa. Tapi, mereka bilang itu sihir air. Seperti perisai."

"Tidak mungkin!" Wajah Adrea mengeras, satu hal yang baru dia tahu sekarang. Bahwa manusia pun bisa menyelam di dalam air. Dan kemungkinan besar, mereka akan mengotori rumahnya, seperti rumah mereka sendiri.

"Sial."

Dengan ancang-ancang, Adrea mulai menarik air ke arahnya. Membuat pusaran seperti pusaran angin topan. Lima pusaran ia letakkan membentuk lima pilar dan sebagai pelindung agar mereka tak bisa masuk ke jalur Amethrine.

Hanya berselang beberapa menit setelah persiapan yang ia lakukan, Adrea merasakan gelombang aneh yang datang dari atasnya. Tiga manusia seperti yang dikatakan Dolpin. Diselubungi oleh air yang membentuk bola.

Adrea, bergegas berenang menjauh. Bersembunyi di antara batu karang dan rumput laut yang bergerak cepat karena pilar yang ia buat. Memperhatikan dan mengawasi pergerakan mereka.

Dua orang tampak ingin pergi, namun seorang lagi seperti berusaha menerobos pilar yang ia buat. Sampai manusia itu terbawa arus miliknya, dan membuat manusia itu terombang ambing pada pilar-pilar, manusia itu berhenti bergerak.

Kedua teman manusia itu membantunya. Membuat dua sulur dari rumput laut di dekat mereka. Yang satu mereka ikat pada karang yang tidak jauh dari mereka, dan yang satu dilemparkan pada manusia yang terjebak di pilar Adrea.

Adrea menunggu sambil memantau mereka. Namun, mereka belum berhasil menarik teman mereka. Manusia yang terjebak itu benar-benar sudah tak bisa lagi bergerak. Dan sulur yang dilemparkan juga tak bisa sampai pada manusia itu.

Adrea memejamkan matanya. Berpikir keras. Hingga satu kesimpulan mampir di kepalanya. Semakin lama mereka berada di sana, teman-teman manusia itu akan datang dan membantu mereka. Dan kemungkinan buruk yang bisa terjadi, mereka akan bisa melewati pilarnya lalu menemukan jalan menuju Amethrine. Jadi, dengan berat Adrea memutuskan membantu mereka. Ia membuat tembakan air sampai pada sulur itu hingga ke manusia yang terjebak.

Sulur yang diciptakan oleh dua manusia itu kemudian mengikat manusia lain yang terombang ambil di antara pilarnya. Lalu dengan usaha keras, mereka bisa menarik manusia itu keluar dan berenang menuju permukaan.

Adrea menghela napas. Lalu keluar dari tempat persembunyian. Pilar yang ia ciptakan perlahan mengecil lalu hilang kemudian menggantinya dengan rumput laut lebat yang sulit untuk dilewati oleh para manusia atau bahkan mungkin juga oleh makhluk air yang tidak berkepentingan. Rimbunan rumput laut itu juga menyembunyikan jalan menuju Amethrine.

"Dolpin!"

"Ya, aku tahu. Aku sedang berusaha menyelamatkan Atrin. Dia terbawa arus bawah laut. Sebentar lagi aku ke sana."

Adrea menunggu di balik rimbunan rumput laut. Memperhatikan sekelilingnya dan tak menurunkan kewaspadaan. Tak ada yang tidak mungkin jika ada manusia lain yang ingin kembali ke tempatnya, karena Adrea tahu manusia memiliki rasa penasaran dan rasa tantangan yang besar.

Tidak berapa lama, Dolpin datang bersamaan dengan Atrin. Tubuh Atrin yang kecil melilit bagian ekor dolpin tetapi itu tak membuat dolpin nampak kesusahan berenang. Mereka justru terlihat lebih nyaman dengan posisi itu. Karena arus sisa pilar air yang tadi ia buat masih tersisa, Atrin tidak akan bisa berenang ke tempatnya.

Selanjutnya, Adrea membuka jalur dari rimbunan rumput laut yang ia buat tadi lalu membiarkan Dolpin dan Atrin berenang duluan sebelum menutup jalur itu dengan tumpukan kerang raksasa, bebatuan koral dan rimbunan rumput laut.

"Setidaknya, mereka tidak akan kembali." gumamnya kemudian berlalu setelah memastikan bahwa jalur menuju Amethrine sudah aman.


Sumber gambar : pinterest
Design by Mickey139
Mickey139



SEBELUMNYA CH LENGKAP SELANJUTNYA

Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com