Fly with your imajination

Wednesday, December 18, 2019

Not Perfect#9

SEBELUMNYA CHAPTER LENGKAP SELANJUTNYA

....

Yoga menatap langit gelap dari beranda kamar. Setelah acara makan malam, keluarganya berkumpul di taman belakang untuk melanjutkan acara lain. Namun Yoga tak berniat ikut. Ia sadar diri.

Percuma saja ia ikut jika hanya menjadi pajangan tak bernilai. Terlihat namun terabaikan.

Keluarganya hanya akan memandang dirinya tak lebih penting dari semut di atas segelas susu.

Andai ibu dan ayahnya ada di sana, tak mungkin ia merasakan kesendirian. Sayangnya, mereka sudah tiada. Neneknya pun juga sudah meninggalkan dirinya.

Ah, rasanya Yoga ingin kembali ke masa lalu. Saat tak ada tekanan yang menghimpitnya, saat ia masih bisa menikmati senyum menenangkan dari kedua orang tuanya. Saat umurnya masih tujuh tahun.

Sayang, tidak ada mesin waktu yang bisa membawa dirinya ke masa itu.

...

Yoga tak tahu sudah berapa lama ia melamun, sampai ketukan pintu membuyarkannya.

Ia bergerak lalu membuka dan Lingga yang ia temukan.

Kening Yoga mengkerut melihat Lingga yang notabenenya tak begitu dekat dengannya- meski laki-laki itu tak bersikap abai seperti keluarganya yang lain- datang ke kamarnya.

"Sorry, gue ganggu."

Yoga menggeleng. "Gak ganggu. Saya gak sibuk. Ada apa?"

"Gue mau minta tolong, boleh?"

Kening Yoga semakin mengkerut. Entah Lingga sadar atau pura-pura lupa, atau mungkin dia tipe pria tidak tahu malu? Bahkan ini merupakan kali pertama mereka bercakap dan ia langsung meminta bantuannya.

Yoga tak menyahut, menunggu Lingga melanjutkan ucapannya.

"Lo suka anak-anak kan?"

Loh? Dari mana Lingga mendapatkan informasi seperti itu? Lagipula, meski Yoga suka apa hubungannya dengan Lingga?

"Gue dikasi tahu mas Kenzo...."

Dasar Kenzo cerewet. Apa gunanya ia membeberkan hal itu pada keluarganya yang lain? Ah, tentu saja agar mereka bisa memanfaatkan Yoga menjadi baby sister anak-anak mereka.

"Jadi, please bantu gue jagain Rara besok. Gue ada urusan yang harus gue selesaiin."

Yoga mendengus tanpa sadar. Kenapa dia harus direpotkan oleh anak Lingga?

Namun, Lingga tak peduli dengan reaksi tak sopan Yoga dan berusaha berkompromi dengannya. "Hanya lo yang bisa bantu gue. Rara dan Selena sifatnya sama. Mereka susah terima orang. Dan Selena justru suka sama lo. Jadi please bantu gue."

Jika Kenzo bisa menekan Yoga karena dia atasannya di kantor, maka lain cerita dengan Lingga. Mereka tak berada di satu perusahaan yang sama.

"Maaf, besok saya ada urusan lain."

Lingga menghela nafas, nampak frustasi dan membuat hati Yoga agak tergerak.

"Gue benar-benar harus selesaiin urusan gue, Yog dan gue sudah terlanjur janji sama anak gue. Apa lo gak bisa temani barang sejam?"

Dan Yoga luruh melihat raut Lingga yang tampak kasihan.

"Oke, kalau hanya sejam saya bisa."

Lingga tersenyum. "Thank's Yog."

Yoga mengangguk. Yah, bukan masalah lagipula Rara juga anak yang manis.

...

 

Mickey139

SEBELUMNYA CHAPTER LENGKAP SELANJUTNYA
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com