Fly with your imajination

Tuesday, January 30, 2024

ANAK TOKO - Buku Diary

Main : Tini, Mila, Mulyadi, Gus, Ridho, Ira Rate: T
Genre: Slice of Life
WARNING: AU, OOC, OC, typo, alur GaJe cerita se-mau-gue.
Story by
MICKEY139

SUMMARY :

Kisah para kacung alias anak toko yang ditempatkan di minimarket desa. Desa itu agak sepi, apalagi saat malam. Rata-rata aktivitas di lakukan saat pagi hingga jam delapan malam. Di sana tidak ada hiburan. Jadi, hiburan satu-satu nya anak toko adalah ketika pembeli datang ke toko.

~happy reading~


BAGIAN 1 : BUKU DIARY

 Astaga! Mati aku. Kenapa tidak ada? Padahal sudah saya simpan di dalam laci meja.

“Bu Tini lagi apa?”

Aku tersentak, hampir saja kepalaku terantuk meja. Tidak sampai sedetik, aku memundurkan tubuh dari bawah meja kemudian berdiri dan berpaling pada Mila. “Lagi cari bu─” aku menggeleng lalu berdehem. Tidak mungkin aku menjawab jujur. Mila pasti akan mengejekku. “Tadi finance minta bukti settlement transaksi tanggal empat oktober. Kenapa?”

Mila mengangguk singkat, kemudian menghampiriku. “Oh … Mau saya bantu?” tawarnya.

Namun, itu tidak mungkin, kan?

“Ah, gak usah. Saya bisa sendiri kok. Lagian, di luar siapa yang jaga?” Aku menolaknya.

Mila menyengir sembari menggaruk kepalanya. “Gak ada orang kok, Bu. Sepi. Lagian ada Mul yang lagi display. Aman.” katanya sambil menyengir.

“Lah, masa kamu andalkan Mul? Dia kan masih baru. Kalau ada apa-apa, siapa yang mau tanggung jawab? Bukan kamu, kan? Lagian, itu rokok sudah kamu SO? Yang di rak show case juga sudah?”

“Mul sudah besar kali Bu, kalau ada apa-apa, kan dia bisa panggil kita. Lagian ada CCTV juga.” katanya sembari mendumel. Tapi, tetap tidak mengindahkan perintahku dan terus mendekat, membuatku semakin gelisah dan khawatir. “Kalau rokok dan susu kaleng mah sudah dari tadi saya SO. Kan sepi.” 

Ini anak kok keras kepala sih?

“Memang kenapa sih Bu? Perasaan kita biasa begini deh.”

Iya, kalau hari biasa aku tidak masalah. Masalahnya sekarang ada sesuatu yang harus segera aku temukan sebelum kalian.

“Kita begini kalau yang masuk anak lama, nah sementara Mul itu baru masuk hari ini, kalau ada apa-apa, kita juga yang repot.”

Mila menggeleng pelan. “Insya Allah tidak. Tadi sudah saya ajarkan apa yang harus dia kerjakan dan kalau ada apa-apa, dia bisa tekan alarm.” katanya terkekeh. “Jadi, tidak apa-apa, kan?”

Aku menghela. Berusaha mengumpulkan kesabaran untuk menghadapi kekeras-kepalaan kasirku, serta berdoa semoga ada pembeli datang ke minimarket untuk belanja. Tapi, setelah dua detik berlalu tak ada tanda-tanda pertolongan tiba. Pada akhirnya, aku hanya bisa pasrah.

“Oke.” jawabku. “Tapi, pasang telinga baik-baik, jangan sampai Mul butuh bantuan.”

Mila langsung sumringah lalu tanpa aba-aba dia langsung mengambil tempat di dekatku dan mulai mengobrak-abrik lembar-lembar file dan mengeluarkan kardus di bawah meja. Sementara aku mencari di tempat lain, barangkali saja aku memang menaruhnya di tempat lain.

“Loh, ini?”

Aku membulatkan mata, sembari berpaling dengan panik. Jangan-jangan …

“Kenapa?” tanyaku cepat-cepat menghampirinya.

“Buku diary?”

“Loh … “Aku menghela legah. Syukurlah. “Kamu yakin ini bukan punyamu?” tanyaku sembari memicingkan mata.

“Ih, bukanlah. Lagipula, kenapa saya punya itu buku? Sudah dewasa kali Bu. Masa iya, masih nulis buku diary?”

“Kalau begitu ….” Aku menggantung ucapan kemudian fokus pada buku diary yang dibuka Mila.

“Mulyadi.”

“Oh, Mulyadi.” kataku sembari menganggukkan kepala.

“Eh!”

Ternyata tampang maco dengan tubuh kekar belum tentu bermental baja. Ada juga laki-laki seperti Mul yang masih mengandalkan buku diary untuk curhat. 

***

BULAN

Dia begitu mengangumkan
Di tengah gelapnya malam dia tidak redup
Cahayanya tetap bersinar
Meski ribuan bintang berusaha mendominasi
Dirinya tetap tegak
Lalu menjadi pemenang

Tapi, aku tidak mengerti
Kenapa bulan yang indah,
Tampak bersedih
Tampak kesepian
Tidakkah dia puas dengan semua pujian?
Dengan sumua perhatian?

***

Aku dan Mila berpandangan, seolah kami satu pemikiran yang sama. Mila berucap, "Gila, Mul puitis kali."

Aku mengangguk. "Ini keren."

"Buka lagi, Bu."

Aku menggeleng, ini rahasia orang, tidak etis membuka privasi orang sembarangan. Yah, meski tadi sempat khilaf karena kepo. Aku menutup buku itu dan menyimpannya di tempat semula lalu menyuruh Mila keluar untuk kembali menunggu pembeli. Aku menghela pelan saat mila sudah benar-benar keluar lalu melanjutkan mencari barang yang sempat hilang sampai ketemu.

 Kendari, 30 Januari 2024

Mickey139





Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com