Main : Raka, Naya
Rate: T
Genre: Teenfict
WARNING: AU, OOC, OC, typo.
Rate: T
Genre: Teenfict
WARNING: AU, OOC, OC, typo.

SUMMARY :
Cerita ini mengisahkan Naya, siswi SMA yang cuek dan suka baca novel alien, yang tanpa sengaja bertemu Raka, cowok nyentrik dan jenaka, saat sama-sama naik angkot. Pertemuan mereka yang awalnya konyol—karena tas jatuh—berlanjut jadi kebiasaan duduk bersama di baris ketiga angkot yang sama setiap pagi..
~happy reading~
Bab 4: Angkot Mogok dan Hujan Gerimis Romantis
Hari itu langit mendung. Jakarta kelabu, dan angin pagi membawa aroma tanah basah yang menggantung di udara. Naya nyaris tidak jadi berangkat karena ibunya bilang, “Nih langit udah kayak hati kamu kalau liat cowok ganteng: gelap, penuh guntur.”
Tapi tentu saja, semesta seperti biasa bekerja sama dengan genre cerita ini: Naya tetap naik angkot, dan seperti bisa ditebak, baris ketiga masih kosong. Tapi kali ini... tanpa Raka.
Naya duduk sendirian. Awalnya lega, tapi setelah lima menit perjalanan, dia mulai gelisah. Kemana Raka? Apa dia sakit? Apa kerupuk udang kemarin menyebabkan luka dalam?
Saat sedang sibuk berteori, suara pintu angkot terbuka. Dan muncullah dia—basah, rambut berantakan, dan memegang... payung bergambar Hello Kitty.
“Maaf, tadi hujan turun pas gue jalan. Gue pinjem payung adik gue,” jelas Raka sambil duduk di sebelah Naya.
Naya menatapnya lama, lalu berkata, “Kamu... mau aku kasih pelindung karakter?”
“Buat?”
“Menjaga harga diri lo yang barusan hancur.”
Raka cengengesan. “Terlambat. Udah hancur sejak lo liat stiker Sailor Moon di jaket gue kemarin.”
Tawa mereka belum selesai ketika angkot tiba-tiba berhenti mendadak di tengah jalan.
Sopir menggedor-gedor dashboard sambil berkata, “Waduh, mogok nih. Radiatornya panas. Turun dulu, ya. Jalan kaki bentar.”
Penumpang satu per satu turun dengan keluhan masing-masing. Naya dan Raka ikut turun, berdiri di trotoar, dan saat itu... gerimis turun.
Pelan, lalu jadi deras.
“Hari paling sial,” gumam Naya.
“Enggak juga,” kata Raka sambil membuka payung Hello Kitty-nya.
Dia menoleh ke Naya, mengangkat sebelah alis. “Mau nebeng payung cewek tangguh ini?”
Naya tertawa. “Sumpah ya, kalo ada lomba payung paling nggak macho, lo menang.”
“Tapi fungsional,” balas Raka sambil mendekat.
Akhirnya mereka berjalan berdampingan di bawah satu payung kecil bergambar karakter kucing pink. Lengan mereka saling bersentuhan, langkah mereka menyatu, dan untuk pertama kalinya... tidak ada canda. Hanya sunyi yang anehnya terasa hangat.
“Eh,” kata Raka tiba-tiba, memecah hening. “Kalau hidup ini film, adegan ini pasti dikasih musik latar romantis.”
“Sayangnya hidup ini kenyataan. Musiknya suara motor bebek dan truk lewat.”
Raka tertawa. Tapi lalu dia bicara lagi, kali ini lebih pelan.
“Gue seneng sih... kita sering ketemu di angkot.”
Naya menoleh. “Kenapa?”
Raka menatap lurus ke depan. “Karena... di antara semua kekacauan pagi, macet, dan bau ikan asin, lo satu-satunya alasan kenapa gue nggak malas bangun pagi.”
Deg.
Lagi. Kali ini, bukan karena jalanan licin. Tapi karena... itu barusan cukup manis untuk bikin gerimis terasa kayak film Korea.
Payung Hello Kitty terus melindungi mereka sampai halte berikutnya. Dan di sana, mereka berdiri diam sejenak sebelum berpamitan.
“Besok baris ketiga lagi?” tanya Raka.
Naya mengangguk. “Tapi lo bawa payung lain ya. Atau gue upload foto lo pakai yang ini ke Insta.”
“Lo tega banget.”
Naya senyum. “Baris ketiga milik kita. Tapi harga diri... tetap harus dijaga.”

sumber gambar : pinterest
SEBELUMNYA | CH LENGKAP | SELANJUTNYA |
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
0 komentar:
Post a Comment