Main : Raka, Naya
Rate: T
Genre: Teenfict
WARNING: AU, OOC, OC, typo.
Rate: T
Genre: Teenfict
WARNING: AU, OOC, OC, typo.

SUMMARY :
Cerita ini mengisahkan Naya, siswi SMA yang cuek dan suka baca novel alien, yang tanpa sengaja bertemu Raka, cowok nyentrik dan jenaka, saat sama-sama naik angkot. Pertemuan mereka yang awalnya konyol—karena tas jatuh—berlanjut jadi kebiasaan duduk bersama di baris ketiga angkot yang sama setiap pagi..
~happy reading~
Bab 5: Cemburu di Belakang Sopir
Hari itu, Naya datang sedikit telat ke halte. Bukan karena bangun kesiangan, tapi karena dia menata rambutnya lebih rapi dari biasanya, pakai parfum semprot dua kali, dan... membawa satu novel baru—Volume 4: Pernikahan di Planet Venus. Hanya untuk jaga-jaga kalau Raka bertanya.
Tapi saat angkot datang dan Naya naik, baris ketiga... sudah penuh.
Dan yang lebih parah, Raka duduk di sana.
Bersama cewek lain.
Bukan cuma duduk. Mereka ngobrol. Tertawa. Dan si cewek sesekali menepuk-nepuk bahu Raka sambil senyum manis.
Naya berdiri sejenak di pintu angkot. Sopir sudah ngomel, “Mau naik nggak, neng?” Tapi dia masih bengong.
Akhirnya, dengan jantung seperti habis dicekik bulu ayam, Naya duduk di depan—tepat di belakang sopir. Tempat yang panas, berisik, dan... tempat yang biasanya cuma diduduki kalau baris lain penuh.
Raka melihatnya. Ia melambai kecil. Tapi Naya pura-pura sibuk buka tas, nyari permen yang entah ada atau tidak.
Beberapa menit berlalu dalam keheningan. Lagu dangdut remix masih jadi BGM tetap. Tapi di kepala Naya, lagunya beda: lagu patah hati dan hujan-hujanan di parkiran sekolah.
“Kenapa harus cewek itu sih?” pikirnya. “Tadi malam masih ngajak duduk bareng di bawah payung Hello Kitty, sekarang udah senyum-senyum sama cewek rambut lurus full highlight gitu?”
Saat angkot berhenti untuk menaikkan penumpang lain, Raka berdiri.
Dan pindah tempat.
Langkahnya pasti, tatapannya langsung ke arah Naya. Dia duduk di sebelahnya, walaupun sempit dan nyempil.
“Hai,” katanya pelan.
Naya tidak menoleh. “Bukan baris ketiga.”
“Gue tahu,” kata Raka. “Tapi kayaknya hari ini gue harus duduk di belakang sopir... buat ngejar orang yang lagi cemberut dari tadi.”
Naya mendesis pelan. “Lo nggak usah sok tahu.”
“Cewek tadi itu sepupu gue. Dia nebeng ke sekolah karena rumahnya deket. Jangan bilang lo... cemburu?”
Naya menoleh cepat. “Enggak!”
Raka tersenyum. “Oh... jadi itu bukan cemburu? Terus kenapa lo kayak pengen ngunyah novel lo sendiri dari tadi?”
Naya membuka mulut, lalu menutupnya. Dia kalah.
Raka mengeluarkan sesuatu dari kantong jaketnya. Sebungkus kecil permen mint.
“Gue tau lo suka permen ini. Dulu pernah jatuh dari tas lo.”
Naya menatapnya, lalu mengambil satu.
“Lo beneran... sepupuan sama cewek tadi?” tanya Naya pelan.
Raka mengangguk. “Iya. Namanya Kiki. Dia suka ngasih kabar ke nyokap gue tentang nilai-nilai gue. Jadi agak rese. Tapi dia baik.”
“Dan nggak spesial?”
“Kalau dia spesial,” jawab Raka sambil menatap Naya penuh arti, “gue nggak akan ninggalin dia demi duduk bareng cewek yang hobinya baca novel alien dan marah-marah di belakang sopir.”
Naya menunduk, bibirnya menyunggingkan senyum kecil yang berusaha ditahan.
“Masih mau duduk bareng besok?” tanya Raka.
Naya mengangguk pelan. “Kalau baris ketiga kosong.”
Raka tersenyum. “Kalau penuh, gue yang duduk duluan dan reservasi buat dua.”

sumber gambar : pinterest
SEBELUMNYA | CH LENGKAP | SELANJUTNYA |
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
0 komentar:
Post a Comment