Main : Raka, Naya
Rate: T
Genre: Teenfict
WARNING: AU, OOC, OC
Rate: T
Genre: Teenfict
WARNING: AU, OOC, OC

SUMMARY :
Cerita ini mengisahkan Naya, siswi SMA yang cuek dan suka baca novel alien, yang tanpa sengaja bertemu Raka, cowok nyentrik dan jenaka, saat sama-sama naik angkot. Pertemuan mereka yang awalnya konyol—karena tas jatuh—berlanjut jadi kebiasaan duduk bersama di baris ketiga angkot yang sama setiap pagi..
~happy reading~
Bab 2: Si Cowok Misterius dan Cemilan Ikan Asin
Hari berikutnya, Naya bersumpah akan naik angkot yang beda. Apapun caranya, dia tidak mau satu baris lagi dengan cowok aneh yang kemarin memergokinya dengan novel alien dan pembalut ungu.
Tapi takdir, seperti biasa, punya hobi mengerjai manusia.
“Ya ampun, angkot kosong cuma satu ini doang,” gumam Naya saat melihat satu-satunya angkot yang masih muat penumpang. Dengan berat hati, dia melompat masuk.
Dan duduk di sana—di baris ketiga—adalah dia.
Cowok itu.
Dengan seragam sekolah yang sama, rambut tetap seperti baru bangun tidur, dan—astaga—sebungkus keripik ikan asin di tangannya. Di pagi hari. Di kendaraan tertutup.
Naya hampir keluar lagi.
“Eh, alien girl. Duduk sini, banyak angin,” sapa cowok itu santai sambil memukul-mukul kursi di sebelahnya.
Naya menghela napas dan duduk tanpa kata. Mungkin kalau dia diam, cowok itu akan berhenti bicara. Tapi harapannya pupus ketika aroma ikan asin menyerang lubang hidungnya seperti pasukan ninja bau.
“Kamu serius makan itu pagi-pagi?” tanya Naya sambil menutup hidung.
Raka—yang akhirnya memperkenalkan diri tanpa diminta—mengangkat bahu. “Kandungan proteinnya tinggi. Dan unik. Kayak kamu.”
Naya melotot. “Unik apanya?”
“Ya, biasanya cewek baca novel cinta-cintaan. Tapi kamu? Alien, planet Mars, jaket kulit? Itu level seni yang lebih tinggi.”
Naya memutar bola matanya. “Lagian kamu kenapa sih kemarin bantuin pungutin barangku? Bisa aja cuek kayak cowok-cowok normal lainnya.”
Raka pura-pura berpikir. “Pertama, aku nggak normal. Kedua, aku penasaran. Biasanya orang bawa satu buku. Kamu bawa lima, plus pembalut rasa stroberi.”
“Itu bukan rasa stroberi! Itu... kemasannya aja pink!”
Raka ketawa pelan. “Tenang. Aku nggak nge-judge. Justru itu... lucu.”
Percakapan itu berhenti sejenak karena sopir memutar lagu dangdut remix yang sama seperti kemarin. Angkot bergoyang-goyang di tengah kemacetan. Raka membuka bungkus keripik dan mulai makan.
“Lo sadar nggak sih, lo udah merusak atmosfer angkot ini dengan bau laut pagi-pagi?” tanya Naya sambil melirik jengkel.
Raka hanya mengangkat satu keripik. “Mau coba?”
Naya menatapnya seperti ditawari serangga goreng.
“Gue lebih pilih makan pembalut stroberi.”
Mereka berdua tertawa. Yang di belakang melirik aneh, tapi mereka tidak peduli. Ada sesuatu yang aneh tapi menyenangkan tentang momen itu—perpaduan antara jijik, canggung, dan... akrab.
Saat angkot melambat di depan sekolah Raka, dia bersiap turun. Tapi sebelum pergi, dia berkata, “Besok duduk sini lagi ya. Aku bawa keripik teri, biar kamu bisa bandingin sama ikan asin.”
Naya menatapnya dengan ekspresi setengah geli setengah gemas. “Lo serius?”
Raka menyeringai. “Serius. Dan jangan lupa bawa buku Volume 3. Aku penasaran alien-nya jadian nggak.”
Dan sebelum Naya sempat menjawab, pintu angkot tertutup, dan cowok misterius itu menghilang di antara gerombolan siswa yang menyeberang.

sumber gambar : pinterest
SEBELUMNYA | CH LENGKAP | SELANJUTNYA |
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Tes
ReplyDelete