Fly with your imajination

Monday, March 16, 2015

PENANTIAN

Baca juga : Cinta dalam diam dan Melepasmu


Hai... hai readers, saya balik lagi dengan cerita baru. Ku harap kalian menyukainya. ^_^...

Four Years Of Waiting



Empat tahun ku habiskan hanya untuk menunggumu. Menunggu dengan kesia-siaan belaka.
Kau tahu? Rasa duka saat menunggumu?
Menunggu mu tanpa kau tahu bahwa aku menunggumu, di sini.
Memang aku yang bodoh, karena tidak memberitahumu.
Salahkan pada tubuhku yang selalu bertindak berbeda bila berhadapan denganmu.
Salahkan pada lidahku yang selalu kelu, saat ada kesempatan untuk mengutarakan.
Aku juga tidak mengerti mengapa demikian.
Semuanya serba tertahan. Gerakan tubuhku, pikiranku, bahkan lidahku pun tak bisa berbuat apa-apa bila di dekatmu.
Kau seperti obat bius yang membuat tubuhku lemas, sehingga baik otak maupun tubuhku pun tak bisa sejalan.

Teman-teman mengatakan aku adalah orang yang spontanitas, ekspresif, dan blak-blakan, jadi terdiam, tak berkutik. Semua kata-kata yang ingin ku utarakan, tertahan di ujung lidah, dan kata yang lainlah terucap.

Aku kuat, namun lemah secara bersamaan.
Aku selalu tersenyum, memberikan lawakan agar semua orang ikut tertawa, namun ketika sendiri air mata tak bisa lagi ku tahan dan terus saja keluar.
Aku memang kuat. Kuat dalam pengendalian perasaan juga ekpresi. Tidak ada yang tau dibalik senyumku ini ada sejuta luka yang ku sembunyikan.
Hampir sepenuhnya senyuman yang baiasa ku tebarkan adalah seperti perban. Hanya menutupi luka, tapi sakitnya masih terasa
Aku memang kuat. Kuat di mata mereka, maka dari itu aku tidak mau mereka melihatku seperti ini.
Lemah dan menyedihkan.
Terpuruk karena cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Sangat menyedihkan bukan?

Apalagi ketika kita bersama, namun tak sedikit pun perhatianmu tercurahkan padaku.
Ketika kau tersenyum saat bersamaku, namun tidak dengan hatimu.
Matamu selalu menunjukkan itu, walau tidak dengan gerak-gerikmu.
Aku tahu.
Tentu saja.

Empat tahun bukanlah waktu yang sedikit untuk mengetahui semua tentang dirimu.
Aku tahu, lebih dari orang lain.
Bahkan aku tahu dirimu lebih baik dari kau sendiri.
Kebiasaan yang kau lakukan tanpa kau sadari sendiri, aku tahu.
Apa yang kau suka, benci, bahkan sesuatu yang bisa membuatmu bersedih.
Aku tahu.

Karena aku mencintaimu.

Kau tahu? Saat kau bersedih tempo hari, aku juga merasakannya.
Sakit dan perih.
Dadaku terasa sesak, saat aku melihatmu sakit karena orang lain dan aku hanya bisa melihatmu, tanpa bisa melakukan apapun yang bisa membuatmu kembali memajang senyum.
Aku ingin membantumu menghilangkan kesedihanmu, tetapi aku sadar siapa diriku. Siapa diriku bagimu? Kau─mungkin─hanya menganggapku ─hanya─seorang yang mungkin bagai angin lewat, tanpa bisa dilihat wujudnya.
Datang tanpa disadari. Begitu pun jika sudah pergi.

Sangat menyedihkan.

Meski begitu, walau angin tak bisa dilihat, namun sangat dibutuhkan.
Angin bisa membuatmu kembali tenang dan kembali menjadi dirimu yang selalu mengumbar senyum pada orang lain, tanpa dibarengi dengan ekpresi getir.
Angin yang selalu membantumu tanpa kau sadari.
Kau tahu? Aku sangat bahagia bisa berguna untukmu.
Walau kau tak melihatku.

Aku hanya berharap, jika suatu saat nanti kau bisa melihatku dan sadar bahwa aku selalu di sini. Tetap menunggumu. Tetap dengan rasa cintaku yang bahkan semakin besar.

Empat tahun bukanlah waktu yang singkat untuk selalu menunggumu.
Ku harap kau bisa segera menyadarinya, tentangku, tentang perasaanku.

PS : Saya gak tahu sebenarnya ini cerita atau puisi. Kesannya seperti puisi, namun seperti cerita.
Saya berharap semoga cerita ini dapat memuaskan dan semoga kalian tidak bosan-bosan berkunjung di blog ini.
See U
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com